JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali sangat peduli dengan pandemi Covid 19. Makanya, dia mendorong pemuda khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam upaya penanganan pendemi Covid-19 yang sedang mewabah di Tanah Air saat ini.

Fakta itu bisa dilihat saat Amali menjadi Keynote Speaker secara virtual pada acara International Student Exchange Of Ideas (ISEol) 2021 yang digelar Universitas Islam Malang (Unisma) dengan tema: Covid-19 Pandemic Learning Experience Across the Globe, Senin (5/4/2021).

Di hadapan perwakilan 28 negara dan Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Arief Rahman serta Rektor Unisma Malang Prof Dr H Maskuri MSi dan sejumlah civitas akademik, Amali memaparkan bahwa saat ini hampir semua negara di dunia dilanda pendemo Covid-19. Dan semua negara, memiliki cara masing-masing dalam menanggulangi penyebaran wabah tersebut termasuk Indonesia.

"Alhamdulillah pemerintah telah bekerja keras berusaha untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini dan seluruh masyarakat kita terlibat, diminta atau tanpa diminta karena terbangun kesadaran bersama. Ini menjadi urusan kita bersama. Maka seluruh komponen bangsa harus terlibat di dalam menangani urusan pandemi ini," katanya.

Menurut Amali, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 jumlah penduduk Indonesia sekitar 257 juta jiwa. Dari jumlah ini, ada sekitar 64, 19 juta jiwa pemuda atau sekitar 24 persen. Kategori pemuda berdasarkan undang-undang nomor 40 tahun 2009 adalah mereka yang berusia 16 sampai 30 tahun.

Dengan besarnya jumlah tersebut, maka peran pemuda sangat menentukan termasuk sukses atau tidaknya penanganan pendemo Covid-19 di negeri ini. "Jumlah yang 24 persen ini tentu sangat menentukan dan pasti saya yakin termasuk di dalamnya mahasiswa kita yang ada ada di Unisma Malang. Kalau kita tidak mengikutsertakan mereka di dalam aktivitas masyarakat termasuk di dalam penanganan pandemi maka pasti kita tidak akan cepat bisa mengatasi pandemi ini," jelas Menpora Amali.

Di sisi lain, jumlah pemuda yang sangat besar ini bisa menjadi mudharat bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi bonus demografi kalau tidak dikelola dengan baik dan terlibat dalam berbagai aktivitas masyarakat.

"Kalau kita tidak kelola dengan baik, kalau kita tidak persiapkan dengan baik, para pemuda kita ini, dia tidak akan menjadi manfaat buat negeri ini. Bahkan bisa menjadi mudharat. Nah ini yang harus kita perlu berikan perhatian," paparnya.

Selanjutnya, Amali memaparkan bahwa pemuda Indonesia memiliki beberapa karakter dan hal itu tertungan dalam UU Kepemudaan antara lain menghargai harkat dan martabat sesama manusia, menjalin tekad bersama sebagai bangsa merdeka, mendambakan masyarakat adil dan makmur, mencintai seluruh budaya tanah air bangsa, menjunjung tinggi demokrasi dan kedaulatan rakyat serta menjalin kesetiakawanan dan solidaritas sosial.

Dari karakter-karakter tersebut lanjutnya, banyak yang terkait langsung dengan aktivitas anak muda di tengah pendemi. Khusunya karakter tentang kesetiakawanan dan solidaritas sosial.

"Karena kita tahu bahwa tanpa kesetiakawanan, tanpa solidaritas, tanpa persatuan, tanpa kebersamaan, tanpa gotong royong, tentu kita tidak bisa mengatasi sendiri-sendiri. Pemerintah tidak mungkin bisa mengatasi kondisi pandemi Covid-19 sendirian tanpa keikutsertaan dari berbagai elemen termasuk elemen-elemen yang ada di kampus dan khususnya elemen-elemen Pemuda kita," ungkapnya.

Menurut Amali, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemuda di masa pendemi. Pertama promotif, yakni memberikan literasi kepada masyarakat terkait COVID-19.

"Sekarang ini di tengah-tengah masyarakat banyak sekali beredar pemberitaan-pemberitaan, informasi-informasi yang belum tentu dasar kebenarannya bahkan sulit untuk dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, maka pemuda kita harus melakukan langkah-langkah promotif memberikan literasi kepada masyarakat yakni jangan menyebarkan berita-berita yang berita-berita yang tidak jelas sumbernya," jelasnya.

Kedua preventif, yakni pemuda bisa menjadi relawan-relawan untuk menanggulangi Covid-19. Misalnya di lingkungan terkecil tempat tinggalnya, dia mengajak masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan dengan standar-standar yang sudah diberikan oleh pemerintah.

"Kadang di tengah-tengah masyarakat masih dilanggar kadang masyarakat juga belum patuh sehingga di sinilah muncul cluster-cluster baru. Nah disinilah butuh kerelawanan pemuda secara preventif, melakukan langkah-langkah yang sangat konkrit terhadap penanganan Covid-19," ujarnya

Selanjutnya langkah kuratif. Menurutnya, saat ini banyak anak-anak muda yang tidak sadar dan terbiasa dengan kemana-mana dengan tidak memakai masker. "Maka di saat pandemi ini, kadang masih lupa harus bisa menjadi contoh memberikan anjuran secara persuasif tetapi juga harus memberikan contoh kemanapun menggunakan masker, kemudian mencuci tangan dan tidak berkerumun," jelasnya.

Sementara yang terakhir adalah rehabilitif, dimana pemuda dan pemerintah menjalankan protokol secara kebersamaan. Karena itu adalah komitmen atas kecintaan pada bangsa dan tanah air ini.

"Kita bisa melakukan hal-hal yang membantu pemerintah. Hal-hal ini saya kira kalau kita jalankan secara sungguh-sungguh dan secara benar maka disitulah wujud dari cara kita mencintai negeri ini dan juga bela negara cinta bangsa kita supaya segera terhindar dari COVID-19 ini," pungkasnya. ***