PEKANBARU, GORIAU.COM - Menyikap kondisi kabut asap yang semakin parah di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau menggelar aksi protes, dengan mengibarkan bendera setengah tiang di halaman Kantor PWI Riau, Jl Arifin Achmad Pekanbaru, Jumat (23/10).

Selain dihadiri sejumlah pengurus PWI Riau, aksi pengibaran bendera tersebut, juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat seperti Dr Junaidi, anggota DPRD Riau Bagus Santoso, Sesepuh dan tokoh pers Riau Rida K Liamsi, H Mulyadi, Doddi Sarjana, Fakhrunnas MA Jabbar dan penyair H. Aris Abeba.

Pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, berlangsung khidmad dan suasana haru, dalam upacara tersbut juga diisi dengan berdoa bersama dan mengheningkan cipta untuk arwah warga Riau dan Indonesia yang telah gugur menjadi korban keganasan kabut asap.

"Pengibaran bendera ini sebagai wujud duka cita mendalam akibat banyaknya korban jiwa yang jatuh maupun akan jatuh akibat kabut asap," kata Ketua PWI Riau, H Dheni Kurnia dalam amanatnya.

Dikatakannya, sebagai organisasi kewartawanan yang merupakan perpanjangan tangan didalam hal penyampaian aspirasi. PWI Riau, melakukan pengibaran bendera setengah tiang merupakan bagian untuk menyampaikan aspirasi pada pemimpin tertinggi pada Republik Indonesia agar benar-benar fokus untuk segera menuntaskan kabut asap.

"Sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita ini masih bernegara, meskipun telah putus asa dengan lemahnya tindakan pemerintah. Kami, menagih janji Presiden Jokowi yang waktu dua minggu lalu datang ke Riau. Dan menyatakan ini kabut asap tuntas dalam dua minggu," katanya.

Dheni mengatakan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat itu belum sepenuhnya total dalam menangani masalah kabut asap, khususnya pelayanan kesehatan masyarakat yang hidup di wilayah kabut asap. Dan kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.

Tokoh akademisi Riau, Dr Junaidi juga mendesak pemerintah daerah, supaya serius mengurus warganya yang semakin panik dengan kondisi kabut asap. "Masyarakat kita seolah-olah tak punya pemimpin karena dibiarkan kelabakan sendiri. Sekarang ini untuk mencari oksigen saja susah. Kalaupun ada harganya sudah sangat mahal, pemerintah harusnya tidak tinggal diam dan mengawasi distribusi oksigen di masyarakat. Jangan sampai ada yang mengambil kesempatan," ujarnya. 

Selain menggelar upacara pengibaran bendera setengah tiang, juga digelar pembacaan puisi dari para penyair dan wartawan. Ketua PWI Riau Dheni Kurnia yang membacakan puisi untuk Hanum, anak seorang wartawan yang meninggal dunia akibat asap, tampak meneteskan air mata ketika membaca bait-bait sajaknya.

"Maaf saya agak terbawa emosi, soalnya saya cukup mengenal Hanum yang sempat beberapa kali dibawa ayahnya, Mukhlis ke kantor PWI," ujarnya.(rls)