JAKARTA - Piala Dunia Qatar 2022 hari ini resmi dibuka. Tuan rumah Qatar akan melakoni pertandingan pembuka melawan Equador. Tidak hanya Opening Ceremony dan laga pembuka saja, tapi tentunya semua komponen yang berkaitan erat dengan kompetisi akbar antar benua itu menjadi perhatian publik, termasuk bola yang digunakan.

Setelah di ajang sebelumnya, pecinta kulit bundar di seluruh dunia diperkenalkan oleh bola Piala Dunia seperti Jabulani (World Cup 2010) ataupun Brazuca (World Cup 2014). Kali ini, penyelenggara mengeluarkan bola resmi bernama Al-Rihla. Diketahui, Adidas resmi meluncurkan Al Rihla sebagai bola resmi Piala Dunia 2022 Qatar.

Bola Al Rihla dibuat dengan teknologi tinggi dan fokus pada kecepatan. Hal ini dapat menambah kecepatan bola, namun akurasi dan stabilitas yang juga diukur. "Untuk panggung global terbesar dalam semua olahraga, kami membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan inovasi radikal dengan menciptakan bola Piala Dunia tercepat dan terakurat hingga saat ini," kata Jean Francois Parhy selaku Direktur Pemasaran FIFA, dikutip dari laman resmi mereka.

Teknologi Canggih Al Rihla

Dihimpun dari sejumlah literatur, terdapat dua desain teknologi baru yang membuat bola tersebut sangat ideal. Pasalnya, bola ini disebut memiliki kecepatan tanpa melewatkan akurasi dan stabilitas, yakni CTR-CORE dan Speedshell.

CTR-CORE merupakan bagian inti bola yang inovatif didesain untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi, mendukung permainan yang cepat dan tepat dengan retensi bentuk dan udara yang maksimum.

Sedangkan Speedshell ialah kulit polyurethane (PU) pada bola yang memiliki tekstur mikro dan makro serta dilengkapi dengan bentuk panel dengan 20 bagian terbaru, yang meningkatkan aerodinamika untuk meningkatkan akurasi, stabilitas, dan tembakan yang tajam.

Makna Al Rihla

Di setiap edisi Piala Dunia, Adidas tak pernah absen memperbarui inovasi mereka menciptakan teknologi di segala produknya. Al Rihla sendiri merupakan bola ke-14 rilisan perusahan asal Jerman itu untuk kontes akbar tiap empat tahun tersebut.

"Desain baru ini memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya secara signifikan lebih tinggi saat bergerak di udara," papar Franziska Loeffelmann selaku Direktur Desain di Departemen Grafis Sepak Bola dan Pakaian Adidas.

Nama Al Rihla sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘Perjalanan’. Desain Al Rihla menampilkan perpaduan beberapa komponen yang menjadi ciri Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Mulai tiga warna bendera, arsitektur unik, hingga perahu yang ikonik. Dengan warna dasar putih, perpaduan warna biru, merah, dan hitam menjadi sangat kontras dan mudah dilihat. Inovasi lain dari Al Rihla ialah diproduksi dari tinta dan lem berbahan dasar air.

Al Rihla dibanderol USD 165 (Rp 2,4 juta) dan sudah tersedia secara eksklusif di laman resmi Adidas maupun toko ritel lainnya. Selain itu, dikabarkan 1% dari semua penjualan Al Rihla bakal disumbangkan ke Common Goal, sebuah yayasan amal sepak bola yang didukung gelandang Manchester United Juan Mata.

Diproduksi di Indonesia

Begitu ciamiknya spesifikasi bola ini menimbulkan decak kagum bagi pemain, pelatih maupun penikmat sepakbola. Namun tidak banyak yang menyadari, bahwa bola resmi FIFA World Cup itu dibuat di Indonesia, tepatnya dari kota Madiun. Di daerah yang mendapat julukan Kota Pendekar itu, ribuan bola Al Rihla diproduksi.

Bola itu diproduksi Indonesia, setelah Adidas menggandeng PT Global Way Indonesia (GWI) untuk bekerja sama membuat Al Rihla. Diketahui lokasi PT tersebut terletak di Jalan Raya Pilangkenceng, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. Sejatinya, lokasi produksi berada di Indonesia dan Tiongkok. Namun sebanyak 60-70% atau lebih banyak diproduksi di Madiun.

Bola buatan anak bangsa ini dipercaya oleh brand ternama di dunia, Adidas. Bahkan 50.000 butir bola telah diekspor ke 5 negara besar seperti Amerika Serikat, Brasil, UEA, Inggris hingga Jerman.

"Alhamdulillah hari ini kita bersama melepas ekspor bola kelima negara. Kelima negara tersebut kualitas sepak bolanya diakui dunia. Kita semua bahagia dan bangga bahwa dari Madiun menghadirkan produksi bola kualitas piala dunia dan siap dilepas ekspor," ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Juni lalu.

"Terima kasih karena saya diberi kesempatan untuk menyaksikan bahwa dari kampung pesilat kabupaten Madiun ini melalui Global Way Indonesia telah diberi kepercayaan oleh Adidas untuk menyiapkan bola pada FIFA World Cup 2022 di Qatar. Ini kesempatan luar biasa," lanjut Khofifah.

Namun bukan kali ini saja bola made Indonesia itu nangkring di Piala Dunia. Di World Cup 1998 France menjadi momentum bersejarah bagi tanah air, karena itulah kali pertama perusahaan yang memiliki pabrik di Majalengka (Jawa Barat) ini memproduksi bola resmi untuk Piala Dunia. Pabrik tersebut bernama Sinjaraga Santika Sport.

Selain itu, di ajang Piala Dunia 2014, Sinjaraga Santika Sport kembali mengirimkan bola produksinya. Namun bukan untuk pertandingan resmi, melainkan acara-acara pendukung seperti sponsor, cinderamata, dan lain sebagainya.***