KUALA LUMPUR– Koalisi multiras pimpinan Anwar Ibrahim unggul sementara dalam pemlihan umum (Pemilu) Malaysia. Koalisi multiras bersaing ketat dengan koalisi yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Dikutip dari Sindonewe.com, Koalisi Barisan Nasional pimpinan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob—yang didominasi oleh partainya; Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO)—mengalami kekalahan.

Kekalahan mengejutkan juga dialami mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan partainya; Partai Pejuang Tanah Air. Politisi berusia 97 tahun itu kehilangan kursi parlementernya—kekalahan elektoral pertama dalam 53 tahun.

Pemilu ke-15 yang digelar pada hari Sabtu tersebut kemungkinan akan mengakhiri karier politik Mahathir. Komisi Pemilu telah mengumumkan hasil untuk 150 dari 222 kursi parlemen.

Kubu aliansi pemimpin oposisi Anwar Ibrahim unggul dengan 50 kursi, sementara aliansi Muhyiddin berada di urutan kedua dengan 48 kursi. Koalisi Barisan Nasional yang tercemar korupsi, yang memerintah Malaysia sejak kemerdekaannya dari Inggris hingga 2018, masih dapat kembali berkuasa tergantung pada aliansi pasca-pemilu.

Menurut Komisi Pemilu, Mahathir berada di urutan keempat dalam pertarungan lima arah di daerah pemilihannya yang telah lama dipegangnya di pulau resor liburan Langkawi.

Ketika orang Malaysia pergi untuk memilih di negara yang telah memiliki tiga perdana menteri dalam beberapa tahun terakhir, jajak pendapat memperkirakan aliansi Anwar akan mengambil kursi terbanyak di parlemen, tetapi akan gagal mencapai mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.

Tapi aliansi baru Muhyiddin, yang mencakup partai konservatif Melayu-sentris dan partai Islam yang menggembar-gemborkan hukum Islam, mendapat keuntungan besar. Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin adalah mitra junior dalam pemerintahan koalisi Ismail. Jika hasilnya sama-sama kecil, keduanya bisa bersatu lagi untuk mengadang Anwar.

Jika Anwar meraih jabatan tertinggi, itu akan menjadi perjalanan yang luar biasa bagi seorang politisi yang, dalam 25 tahun, telah beralih dari pewaris kursi perdana menteri menjadi seorang tahanan yang dihukum karena tuduhan sodomi, dan kemudian menjadi tokoh oposisi terkemuka negara itu.

Florence Looi, jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari luar Kuala Lumpur mengatakan bahwa hasilnya mirip dengan apa yang diprediksi oleh jajak pendapat bahwa tidak akan ada satu partai dengan mayoritas perolehan suara yang jelas.

“Tidak ada satu partai pun yang memiliki cukup kursi untuk membentuk pemerintahan sendiri. Sekarang ini berarti partai-partai yang lebih kecil akan berada dalam posisi untuk berperan sebagai kingmaker dan saya berharap negosiasi dan perdagangan kuda akan dimulai secara tertutup," katanya.

Namun, Anwar Ibrahim mengatakan koalisinya memiliki dukungan yang cukup dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan. Anwar tidak mengungkapkan anggota parlemen atau partai politik mana yang mendukungnya.

Sebelumnya, Muhyiddin Yassin juga mengeklaim menang namun kubunya tidak memberikan detail apapun. Setidaknya 70 persen dari 21,1 juta pemilih yang memenuhi syarat di Malaysia telah memberikan suara mereka. Komisi Pemilu belum memberikan penghitungan akhir.***