SIAK - Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Tidak hanya berdampak bagi kesehatan, tapi juga sosial dan ekonomi masyarakat. Namun di sektor pertanian, masyarakat sudah sejak awal menciptakan berbagai inovasi agar tidak terjadi krisis pangan. Bahkan ada petani yang tetap berpenghasilan hingga Rp18 juta per bulannya dari hasil pertanian hortikultura dan menjadi pembicara pada kegiatan e-learning mitra usaha produktif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (2/3/2021) kemarin.

Dia adalah Herman Siswanto (49), warga Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Pada kegiatan yang diselenggarakan KLHK bersama Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dengan tema “Bimbingan Teknis dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Dalam Kawasan Hutan”, Herman mengaku tetap bertani di masa Pandemi Covid-19 tanpa harus membakar lahan. Dia juga mengikuti program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) APP Sinar Mas.

"Jadi Rp 17 juta sampai Rp 18 juta per bulan itu merupakan pendapatan bersih dari pertanian hortikultura dengan luas lahan 2,5 hektar. Masa Pandemi Covid-19 ini tetap membuat kami semangat dalam bertani, karena Pemerintah sangat mengantisipasi terjadi krisis pangan," kata Herman kepada GoRiau.com, Rabu (3/3/2021).

Dijelaskan Herman, dalam program DMPA APP Sinar Mas ini, dia mendapatkan pendampingan dan bimbingan terkait budidaya hortikultura, pemasaran serta bantuan pembuatan jalan angkutan hasil produksi. Karena itu, pihaknya sangat terbantu dalam mengembangkan pertanian yang dibuatnya.

"Pengembangan hortikultura harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, untuk menjaga lingkungan hutan termasuk penerapan Pembukaan Lahan Tanpa bakar (PLTB). Dengan demikian ini akan selaras dengan tujuan untuk menekan angka kebakaran hutan dan lahan di Tualang ataupun Kabupaten Siak," ujarnya.

Dalam program itu juga, kata Herman, ada pelatihan pengembangan Hortikultura di kawasan hutan dalam situasi pandemi Covid-19 ini untuk mendukung berbagai program pelaku usaha yang melibatkan masyarakat.

"Kegiatan bersifat padat karya termasuk di dalamnya ada upaya-upaya memberikan bekal teknis terkait budidaya/produksi tanaman hortikultura, pengemasan dan pemasarannya. Dengan demikian masyarakat dapat melaksanakan usahanya sesuai dengan kaidah teknis dalam berwirausaha," tambah Herman.

Menurut dia, PT Arara Abadi yang merupakan unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas sangat mendukung program e-learning Pengembangan Hortikultura yang diinisiasi oleh pemerintah dan beruntungnya, dia salah seorang petani Hortikultura binaan PT Arara Abadi yang menuai kesuksesan di tengah pandemi Covid 19.

Hendro Wijanarko, Kasubdit Rencana Kerja Usaha Dan Produksi Hutan Tanaman, Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari KLHK memaparkan bimtek pengembangan hortikultura ini sangat penting dalam meningkatkan kapasitas petani mitra IUPHH. Tujuannya agar petani hortikultura mampu berkompetisi memenangkan penetrasi pasar.

"Saya yakin penerapan Agroforestri untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dengan pengembangan hortikultura akan lebih meningkatkan kesejahteraan petani mitra dan produktivitas hutan," jelas Hendro menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pemangku kepentingan untuk secara kolektif dan intensif membangun hutan.

Sementara itu, Heru Wardhana Perwakilan dari Martha Tilaar mengapresiasi inisiatif program Pelatihan Hortikultura yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha tersebut. Indonesia negeri yang kaya akan sumber daya alam (SDA), yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan bersama.

"Inisiatif ini sangat bagus dan perlu ditularkan kepada masyarakat desa lainnya. Kolaborasi dan sinergi menjadi kata kunci keberhasilan program ini," kata dia.***