LEE ENG HUI dibesarkan di tengah keluarga non-Muslim di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia. Tahun 2009, Allah SWT memasukkan hidayah ke kalbu wanita keturunan Tionghoa ini, sehingga dia mantap mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah masuk Islam Lee Eng Hui mengganti namanya menjadi Nur Amira Anna Lee binti Abdullah.

Dikutip dari okezone.com yang melansir dari kanal YouTube Hidayatullah TV, Amira mengaku, tertarik mempelajari agama Islam karena melihat kaum Muslimin itu unik. Mereka mau melakukan banyak hal yang menurut Amira berat, seperti puasa dan menutup aurat.

''Saya melihat banyak sekali batasannya tapi mereka terlihat tetap gembira menjalankannya," ucap Amira, dikutip dari kanal YouTube Hidayatullah TV, Sabtu (18/6/2022).

Amira juga menganggap orang Islam begitu cepat menerima kenyataan yang terjadi dalam hidupnya. Dia memberi contoh, ketika kehilangan orang yang disayang, kaum Muslimin cepat bisa menerimanya, sehingga kesedihannya tidak berlarut-larut.

''Islam itu indah. Subhanallah, Islam itu begitu indah. Islam adalah jalan hidup. Misalnya seperti setiap bangun pagi kita dibimbing bagaimana melakukan sesuatu. Bagaimana doa bangun tidur, bagaimana doa masuk WC, semuanya. Islam adalah panduan hidup,'' jelasnya.

Setelah mengetahui hal itu, Amira pun belajar lebih dalam tentang Islam. Bahkan, dia sampai ikut kursus mempelajari tentang Islam.

''Di kursus itu saya banyak bertanya. Begitu banyak pertanyaan yang saya ajukan dan selalu ada jawaban yang meyakinkan,'' katanya.

''Misalnya kenapa orang Islam harus shalat lima waktu? Kenapa orang Islam harus melakukan ini dan itu? Semua ada jawabannya yang membuat saya harus menjadi seorang Islam. Saya makin yakin Allah itu ada dan Tuhan itu hanya satu. Allah yang paling berkuasa dan Allah yang telah menciptakan saya. Bukan saya saja, tapi semua yang saya lihat atau yang tidak saya lihat,'' sambung Amira.

Perjalanannya sebagai seorang Muslimah mendapat penentangan dari keluarga. Amira merasakan perubahan yang begitu drastis dari keluarganya. Amira juga sempat tidak dianggap sebagai anggota keluarga.

Amira juga menceritakan ketika dirinya akan mengucapkan dua kalimat syahadat, ibunya menangis. Ibunya merasa akan kehilangan anaknya. Ini pertama kali dalam hidup Amira membuat ibunya menangis.

''Saya bilang, jangan nangis. Dia merasa saya akan jadi orang lain. Saya bilang kepada ibu saya, itu bukanlah Islam yang ibu pikirkan. Tapi saat itu saya belum ada cukup ilmu untuk menjelaskan tentang Islam. Tapi Masya Allah ibu sangat memahami. Sekarang pun sudah duduk bersama. Dan doakan dia, dia masih belum dapat hidayah. Insya Allah,'' ujarnya.

Kakaknya yang tidak paham soal Islam juga sempat marah kepadanya. Apalagi Amira mengubah penampilannya dengan berhijab.

''Kakak marah. Dia bilang banyak orang Islam yang tidak pakai kerudung. Kata kakak, ada orang mengaku orang Islam, tapi dia tidak pakai (kerudung) juga. Kakak katakan itu pada awalnya kakak tak paham,'' ucapnya.

Amira pun terus memberikan pengertian kepada sang kakak. Dia mengatakan kalau kakaknya yang seorang guru pastinya ketika memberikan pelajaran ingin didengarkan oleh murid-muridnya. Begitu juga dengan dirinya yang setelah masuk Islam ingin mengikuti semua ajaran agama Islam.

''Saya bilang, setelah saya mengucapkan dua kalimat Syahadat sebagai seorang Islam, saya harus ikuti ajaran Islam. Saya ingin mendapatkan jawaban yang benar. Saya ingin Allah memandang saya dengan gembira. Ingin mendapat ridho Allah,'' katanya.

Amira merasakan banyak perubahan setelah masuk Islam, terutama dari penampilan. Kini ia tampil sangat cantik dalam balutan hijab.

''Mungkin pada awalnya saya merasa susah tapi harus dilakukan semuanya. Mungkin keluarga akan merasakan, mengapa saya sudah menjadi orang lain. Mungkin mereka akan merasa kesulitan ketika mau makan bersama, harus mencari restoran yang halal. Tapi kita harus kuat, menguatkan iman. Kita mencari makanan halal karena Allah,'' jelasnya.

Setelah menjadi seorang Muslim, banyak cobaan yang harus dilalui oleh Almira. Dia pun terpaksa berhenti dari pekerjaannya karena perusahaan tempatnya bekerja itu tidak membolehkan menutup aurat.

''Itu ujian yang berat sebab harus meninggalkan pekerjaan yang sudah biasa dilakukan. Harus mulai dari awal lagi. Itu tidak mudah dan mustahil. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, maka yakin pada Allah, kita berusaha saja,'' paparnya.

Ujian hidup tidak sampai di situ. Setelah menikah, Amira pun harus kehilangan suami tercinta untuk selama-lamanya. Perasaan sedih pasti dirasakan, namun dia menganggap itu merupakan ujian dari Allah yang harus dilalui.

''Saya rasa itu ujian dari Allah. Saya ambil apa yang kita sayang dan Allah pun memberikan pelajaran. Saya akan mengucapkan Alhamdulillah, jika Allah mengambil nyawanya dalam keadaan seperti itu. Saya merasa Allah menguji dia (suami) dengan sakit. Allah ampunkan semua dosa-dosanya dia. Amin,” kata Almira.

''Dan dia diizinkan melafalkan dua kalimat syahadat saat dia dicabut nyawanya dan kita belum tentu bisa. Dan apabila saya melihat orang yang diuji dengan ujian yang begitu dahsyat, dia ridho. Dia kenapa pula saya tidak ridho? Saya ridho. Saya harus ridho,'' lanjut Amira.

Dirinya pun memberi pesan dan motivasi kepada orang-orang yang baru memeluk Islam. Menurut Amira, Islam itu indah dan membuat seseorang menjadi lebih baik.

Menurut dia, ketika ada keluarga atau teman yang memeluk Islam, tidak perlu khawatir. Mereka tidak akan berubah dan akan tetap sama. Mungkin yang membedakan adalah dari segi pakaian, selebihnya sama saja.

''Untuk keluarga jangan risau. Islam sangat mementingkan hubungan silaturahmi. Dan haram sebenarnya kalau orang itu mengatakan sudah masuk Islam tidak boleh kembali ke rumah. Dan masuk Islam tidak boleh makan bersama keluarga. Sebenarnya tidak tepat,'' tutup Amira.***