CECE NOVI merasakan ketenangan dalam jiwanya setelah memeluk Islam. Namun, masalah muncul ketika dia memutuskan memakai hijab, dirinya kerap kerasukan jin, hingga membuatnya sempat ingin murtad. Begini kisahnya.

Wanita kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, yang lama menetap di Bandung, Jawa Barat itu menuturkan, ia memutuskan masuk Islam saat mengalami kesulitan ekonomi. Setelah mualaf, setiap doanya dikabulkan Allah SWT.

''Awalnya aku mualaf itu, aku benar-benar merasakan ketenangan batin. Segalanya aku dapat. Hadiah apa yang kuminta, cuma sebut Allah aku mau ini, pasti dikabulkan,'' katanya, seperti gikutip dari Viva.co.id yang melansir dari kanal Youtube Friends of Seven Heavens, pada (17/11/2021).

Namun, belakangan terlintas di benak Novi kembali kepada agama sebelumnya. '"Mau kembali ke agama saya yang lama, di satu sisi saya murtad. Hati kecil saya merindukan yang namanya shalat, tapi saya enggak munafik, enggak mungkin saya ke masjid tapi enggak tahu apa-apa,'' imbuhnya.

Novi mengisahkan, keinginannya menjadi mualaf bermula saat bergabung dengan komunitas di Bandung. Komunitas itu membentuk pasar malam, di mana Cece Novi pun membuka usaha beberapa permainan hiburan. Namun, karena satu dan lain hal, ia bangkrut dan merasa terpuruk.

''Kebetulan adik kandung saya, Siti Aisyah, dia mualaf dari umur 17 tahun. Saya chat, gimana ini masalah saya udah berat. Dapat musibah, bangkrut karena terlalu percaya orang. Di saat lagi down, saya curhat begitu, adik saya bilang, hidup kamu sudah bagus-bagus, kamu yang hancurkan karena terlalu percaya orang. Saya sambil nangis bilang, kalau masalah saya bisa beres, saya benar-benar mau mualaf. Dia bilang, jangan asal nazar,'' kenang Novi.

Rupanya, Novi sendiri sudah mempelajari Islam sejak 2006 silam, namun hanya bagian dasarnya saja. Tak lama usai nazar, hingga sepekan urusan dan masalahnya mendapat solusi untuk menyelesaikannya. Ia pun teringat nazarnya dan ingin mualaf.

''Langsung saya ketemu teman-teman Muslim di pasar malam. Hari ini juga saya mau dimualafkan. Kami sempat ke beberapa masjid, tapi enggak bisa saat itu. Di satu masjid, saya diterima dan langsung dimualafkan. Itu September 2010,'' ceritanya lagi.

Usai menjadi mualaf, Novi mengaku rajin ibadah shalat lima waktu karena masih berada di komunitas Muslimnya. Terlebih, sepekan setelah mualaf, anak Novi mengikuti jejaknya untuk memeluk agama Islam.

Tak hanya itu, Novi pun mengalami perubahan dari segi pakaian hingga 90 persen. Padahal sebelumya, Novi yang memiliki tato di sekujur tubuhnya itu, merasa harus memamerkan keindahan seni tato dan kemolekan tubuhnya.

''Dulu kalau enggak pakai rok pendek, pamer badan, enggak sah. Karena masih belum tahu azab kubur. Orang Islam pakai hijab buat apa,'' celetuk Novi.

Setelah mempelajari Islam lebih dalam, Novi mulai memahami makna hijab. Ia berubah total dan memutuskan berhijab. Bahkan, Novi sempat malu dengan gambaran tato di tubuhnya dan merasa menyesal.

""Tato tuh seni, harus dinikmati orang. Di tangan, kaki, punggung. Buat saya kalau enggak pamer tato itu nggak sah. Sekarang agak malu. Nyesel ada, jujur. Dulu malah kepengin nambah. Aku kenal dunia tato usia 20-an,'' jelasnya.

Ujian mulai menerpa ketika menetapkan hati memakai hijab. Novi kerap kerasukan jin bila memakai hijab, sehingga dia merasa kepanasan, memaki-maki dan berteriak. Novi menduga yang merasukinya itu adalah 'peliharaan' leluhurnya.

''Pakai hijab pasti teriak panas, keluar caci maki, saya enggak bisa masuk masjid. Ada orang shalat juga di mesjid, ibu-ibu yang habis shalat keluar, saya bilang kamu siapa, kamu anjing, keluar dari sini. Orang keluar shalat saya maki,'' jelasnya.

''Udah itu dengan segala cara saya harus keluar dari dunia jin. Saya juga enggak ngerti jin dari leluhur saya karena kami punya wihara, leluhur ada yang ngikutin. Waktu saya kesurupan liat di video saat udah sadar, jinnya banyak, ada jin bisu dan jin penggoda. Dari yang masuk ke badanku, banyak sampai saya bener lemas 2 hari,'' terangnya lagi.

Tak berhenti di situ, pandemi Covid-19 mendadak melanda. Novi terpaksa kembali ke kediamannya bersama keluarga besar dan jauh dari komunitas Muslimnya. Kondisinya yang jauh dari komunitas Muslim membuat Novi terombang-ambing. Ia mengaku menjadi jarang shalat dan berzikir.

''Kesalahan saya memang saya lepaskan hijab karena di rumah saya semuanya masih non Muslim. Jadi ngelantur udah enggak pernah shalat," kata Novi.

Bahkan, Novi yang seolah jauh dari Allah SWT, akhirnya sempat berpikir untuk keluar dari Islam dan kembali kepada agamanya sebelumnya. Sebab, ia tak mendapatkan ketenangan batin seperti awal menjadi mualaf. Rupanya, kelalaiannya dalam menjaga shalat 5 waktu yang membuat ketenangan batinnya pudar.

''Saya bimbang, apa saya harus murtad, kembali ke agama lama. Saya ingin cari ketenangan batin. Di satu sisi, saya masih ada pertahanan,'' ucapnya.

''Memang banyak cobaan, mau ke hal negatif gampang kayanya ya, selorohnya.

Kegoyahan hati Novi kembali dikuatkan Allah SWT setelah peristiwa dirinya dan teman-temannya nyaris kehilangan nyawanya. Kejadian itu meneguhkan hati Novi agar kembali menjalankan shalat dan berzikir serta memakai hijab.

''Nyawa kami hampir melayang. Saya giat-giat mau kembali ke Islam. Saya bilang ini teguran. Udah pasti enggak ketolong. Ini kita masih dikasih kesempatan bertobat,'' pungkas Novi.***