CARON memutuskan menjadi Muslimah pada tahun 2020. Keputusannya masuk Islam melahirkan perdebatan dan ketegangan antara dirinya dengan keluarganya, terutama dengan ayah dan ibunya. Berikut kisahnya.

Dikutip dari Okezone.com, wanita berparas cantik asal Amerika Serikat ini mengaku memutuskan menjadi mualaf karena ingin lebih dekat dengannTuhan.

''Saya masuk Islam pada 28 Desember 2020. Ada kejadian sebelum saya bersyahadat. Saya ingin lebih dekat dengan Tuhan,'' kata Caron, seperti disadur dari kanal YouTube Ayatuna Ambassador, Sabtu (13/11/2021).

Caron mengaku tidak terlalu taat dalam keyakinan yang dianutnya sebelumnya, hingga dirinya tidak punya kesempatan memahami konsep agama sebelumnya.

Saat dirinya ingin memperdalam agama kembali, dia melihat dalam sebuah tayangan video, ada seorang Muslim dan non-Muslim berdebat selama dua jam, tapi awalnya Caron mengabaikan itu.

''Karena video itu terus muncul, akhirnya saya menyempatkan diri untuk menontonnya," terang dia, "Kemudian saya mulai mempelajari Islam, seperti menonton Ali Dawah dan Muhammad Hijab.''

Makin banyak menonton video tentang Islam, Caron jadi sering berdoa. Ia senantiasa berdoa meminta petunjuk dan diarahkan ke jalan yang benar.

Delapan bulan kemudian Caron memutuskan membaca dua kalimat syahadat. Malam harinya ia menangis. Ia hanya ingin lebih dekat dengan Allah Subhanahu wa ta'ala, tapi tidak tahu caranya.

''Waktu bangun tidur, saya ketakutan, karena tidak tahu caranya shalat dan ibadah lainnya,'' ujarnya.

Ternyata Caron bisa cepat belajar. Rasa ketakutannya telah mendorongnya untuk belajar shalat dan pengetahuan Islam lainnya.

Setelah ibunya tahu Caron telah jadi seorang Muslimah, terjadi perdebatan dan ketegangan, sebab orangtuanya tidak setuju Caron masuk Islam.

Saking depresi melihat Caron masuk Islam, ibunya pun sempat ingin bunuh diri. ''Dia ingin melakukan bunuh diri,'' ungkapnya.

Supaya ibunya tidak terus-menerus merasa sedih dan depresi, akhirnya Caron terpaksa mengatakan bahwa ia bukanlah seorang Muslim lagi. Padahal, Caron saat itu masih menganut Islam.

Caron kemudian menceritakan pula kepada ayahnya bahwa dirinya mualaf. Setelah ayahnya tahu bahwa Caron adalah seorang Muslim, ia malah mengatakan putrinya terlalu terpengaruh dengan setan.

Caron coba menjelaskan keyakinan yang dipilihnya itu. Ia pun mengatakan tentang kebenaran Alquran, tapi respons ayahnya tetap buruk.

Caron mengatakan, ayahnya bahkan menyuruhnya membuang Alquran yang dimilikinya. ''Ayah saya bilang, 'buang kitab itu atau saya yang akan membuangnya.' Tapi saya tidak tahu harus bilang apa.''

Pergulatan emosi antara Caron dengan keluarganya terus terjadi. Hingga akhirnya ia berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar diberikan teman sesama Muslim supaya hidupnya lebih tertata dan tidak merasa kesepian.

Saat Caron mendapatkan pekerjaan barunya, ternyata di tempatnya itu ada tiga orang Muslim. Caron merasa bahagia karena doanya didengar Allah. '''Mereka menyambut saya dengan baik, setelah tahu saya juga seorang Muslim,'' ujarnya.

Sejak bertemu dengan teman sesama Muslim, Caron mulai belajar memakai hijab dan shalat. Namun, hingga kini sebagian besar keluarganya masih menentang keputusannya memeluk Islam.***