BENGKALIS - Ashela Risa (30), Aparatur Sipil Negara (ASN) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis mendapat beasiswa British Council for Women in STEM untuk melanjutkan pendidikan Master of Science (MSc) jurusan International Public Health di Liverpool John Moores University, Inggris.

Ashela Risa yang akrap disapa Risa lahir di Kota Dumai, 4 Agustus 1992 dan sekarang berdomisili di Jalan Mesjid, Kelapapati Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.

Sebelumnya Risa menyelasaikan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan segudang pengalaman kerja pernah menjadi Pengajar Muda di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar (2015-2016) dan menjadi Enumerator Riset Pendidikan dan Kesehatan (2018)

Risa juga aktif di beberapa organisasi seperti CEO Semesta (Sentral Muda Bestari), Bendahara DMDI Kabupaten Bengkalis dan Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kabupaten Bengkalis

Keinginan Risa kuliah di luar negeri sejak masih di bangku SMP. Mulai dari situ terdorong untuk punya mimpi kuliah keluar negeri. "Dulu waktu SMP ada beberapa teman dekat yang punya novel/buku buku terjemahan dari luar negeri, sepeti novel Harry Potter misalnya, saat itu mulai bermimpi kalau suatu hari nanti ingin belajar keluar negeri," jelas Resa.

Impian itu mulai serius diwujudkannya setelah selesai kuliah S1. Ia mulai fokus belajar bahasa Inggris dan sampai ke persiapan untuk test IELTS.

"Dari 2016-2018, saya daftar banyak beasiswa, tapi belum beruntung. Tahun 2018, saya ikut seleksi CPNS, alhamdulillah saya rezekinya CPNS," ujarnya.

Setelah kerja 3 tahun sebagai ASN, Risa mulai membangkitkan lagi motivasi dan impian yang dulu pernah ia miliki. Ia mulai lagi persiapan untuk mencari beasiswa keluar negeri. "Alhamdulillaah tahun ini impian itu dapat terwujud dan saya mendapat beasiswa British Council for Women in STEM untuk melanjutkan pendidikan Master of Science (MSc), jurusan International Public Health, di Liverpool John Moores University Inggris," ujar Risa gembira.

Beasiswa British Council for Women in STEM ini diambilnya untuk memperluas kesempatan perempuan untuk mendalami bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering dan Mathematics). Mengingat selama ini bidang tersebut masih didominasi kaum laki-laki.

"Padahal jika perempuan diberikan kesempatan yang sama, sebenarnya perempuan juga bisa mampu menguasai dan menjadi ahli di bidang tersebut," ujarnya.

Risa menambahkan, banyak kita dengar stigma, perempuan tidak cocok ambil jurusan teknik, tidak cocok bekerja di bidang teknologi. Untuk itu ke depan ia berharap tidak ada lagi diskriminasi dan stigma seperti itu karena ia percaya, baik laki-laki maupun perempuan, jika diberikan kepercayaan dan diberikan kesempatan yang sama, keduanya juga bisa maju di bidangnya.


Tentang British Council

British Council adalah organisasi hubungan internasional budaya Britania Raya yang didirikan tahun 1934, memiliki kantor di 110 negara di seluruh dunia. British Council membangun koneksi, kesepahaman dan rasa percaya antara orang-orang di Inggris dan negara lainnya melalui seni dan budaya, pendidikan dan Bahasa Inggris.

British Council membantu anak muda untuk meningkatkan keahlian, percaya diri dan koneksi yang mereka cari untuk menyadari potensi yang mereka miliki serta untuk berpartisipasi dalam komunitas - komunitas yang kuat dan inklusif.

Lembaga ini juga mendukung mereka untuk mempelajari Bahasa Inggris, untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi dan untuk mendapatkan kualifikasi internasional.***