JAKARTA - Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku akan tetap maju dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) Desember mendatang. Padahal Bamsoet sudah menjabat sebagai Ketua MPR.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menegaskan partainya tidak akan mencopot Bamsoet dari jabatan Ketua MPR. Sebab, kata dia, mencopot Bamsoet dari jabatannya karena maju sebagai ketua umum terlalu kekanak-kanakan.

"Saya kira jauhlah mau mencopotnya. Kan ada mekanismenya, kemudian ya jangan kekanak-kanakan dibalas dengan kekanak-kanakan," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

Doli mengatakan ketua umumnya, yakni Airlangga Hartarto juga tidak akan mencopot Bamsoet. Pasalnya, memang dari awal Airlangga menujung Bamsoet maju sebagai Ketua MPR.

"Saya enggak tahu kalau saya sih emang kenal Pak, Airlangga enggak kayak gitu," ungkapnya.

Ketua Komisi II DPR ini sempat bercerita, awalnya kader Golkar tidak ingin Bamsoet menjabat sebagai Ketua MPR. Namun, karena Airlangga ingin menjaga soliditas akhirnya memilih Bamsoet sebagai calon Ketua MPR.

"Kami semua waktu itu sebenarnya tidak setuju Pak Bambang Soesatyo kita calonkan sebagai Ketua MPR tapi dengan ya katakanlah kebaikannya Pak Airlangga lah untuk menjaga soliditas Golkar untuk menjaga suasana kondusif bangsa dan negara, akhirnya ya kita berbagi," ucapnya.

Berawal dari Gagalnya Kesepakatan

Sebelumnya, Bamsoet menegaskan akan tetap maju dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) Desember mendatang. Hal itu, kata dia, terjadi karena Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak memenuhi kesepakatan yang telah disetujui.

Bamsoet menegaskan memang ada kesepakatan antara dia dan Airlangga. Kesepakatan itu terjadi saat Bamsoet diminta jadi Ketua MPR.

Bamsoet mengaku bersedia ditunjuk jadi Ketua MPR dan tidak maju sebagai Bakal Calon Ketua Umum Golkar asalkan jabatan para pendukungnya yang dipecat dipulihkan. Serta diakomodir dalam penyusunan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPR.

"Dan ada komitmen bahwa para pendukung saya dipulihkan kembali posisinya ke semula dan dirangkul dalam penyusunan AKD dan kepengurusan Partai Golkar," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, lanjut Bamsoet, Airlangga tidak memenuhi kesepakatan terkait pendukungnya. Bahkan, menurutnya, pendukung Bamsoet gusur habis.

"Tapi kemudian bahkan digusur habis. Jangankan bicara soal pimpinan komisi yang diturunkan gara-gara mendukung saya kemudian dikembalikkan, jangankan juga posisi pendukung saya yang sudah di komisi tertentu lalu kemudian digeser ke komisi yang sebetulnya bukan bidangnya atau tidak diminati oleh yang bersangkutan," ujarnya.

"Sehingga itulah yang kemudian yang pada akhirnya membuat saya pada posisi sulit dan tidak bisa lagi terus menerus berpegang pada posisi yang cooling down," sambungnya.

Ketua MPR ini mengaku sebagai orang yang selalu menaati komitmen. Rencana maju sebagai ketua umum, kata Bamsoet, adalah imbas dari Airlangga yang tidak memenuhi kesepakatan awal.

"Saya menyatakan maju itu karena ada komitmen yang tidak ditunjukkan atau tidak dipenuhi. Karena saya dalam posisi sulit, para pendukung saya sudah melakukan pengorbanan karena mendukung," ucapnya.***