PEKANBARU - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Riau menggelar, Musyawarah Provinsi (Musprov) ke-6 di Pekanbaru, Minggu (20/11/2022).

Asisten II Setdaprov Riau M Job Kurniawan mengatakan, bahwa penyelenggaraan Musprov ini merupakan agenda yang strategis dalam rangka pemilihan jajaran pengurus IAI Riau periode 2022-2025.

"Sekaligus mengevaluasi dan menyusun program kerja dari IAI Riau kedepan yang sejalan dengan AD/ART nya," kata M Job Kurniawan.

Menurutnya, keberadaan IAI bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan arsitek profesional.

Hal ini, kata dia, seiring dengan kemajuan teknologi, agar mampu mengabdikan ilmunya di dunia arsitektur Indonesia serta mampu bersaing dan diakui secara Internasional.

Job merasa bahwa IAI juga sebagai wadah yang bermartabat dan diakui oleh masyarakat. Sehingga dituntut untuk lebih profesional dan memiliki kompetensi guna menghadapi dunia kedepannya.

Dijelaskan dia, pentingnya peran arsitek bernaung dalam organisasi profesi sesuai dengan UU Arsitek Nomor 6 Tahun 2017 tentang arsitek. "Para arsitek dalam wadah IAI harus melewati tahapan kode etik sebelum menjadi anggota profesional, sehingga menandakan IAI mencetak arsitek Indonesia yang profesional," ujarnya.

Ia mengucapkan terima kasih kepada ketua IAI Periode 2019-2022 yang telah bekerjasama dengan Pemprov Riau dalam menyukseskan pembangunan di Riau.

Sementara, Sekretaris Jendral (Sekjen) Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Pusat Zakie Muttaqien mengatakan, jumlah anggota IAI sebanyak 23.519 orang. Untuk di Provinsi Riau tercatat 475 arsitek yang bernanung di bawah IAI.

"Alhamdulillah, dalam setahun terakhir terdapat 36 arsitek yang telah bersertifikat. Jika dalam 12 kabupaten/kota, minimal 3 arsitek dapat mengisi setiap kabupaten/kota yang ada di Riau," kata Zakie.

Untuk itu Zakie meminta para arsitek dapat meningkatkan kompetensi untuk mendapatkan sertifikat registrasi arsitek, sehingga jumlah arsitek di Provinsi Riau ini dapat ditingkatkan.

"Anggota asosiasi IAI Provinsi Riau ini yang berjumlah 475 arsitek, baru 10 persen yang memiliki sertifikat profesionalisme arsitek. Kita berharap ini bisa terus meningkat dan makin banyak arsitek Provinsi Riau memiliki sertifikat tersebut," harap Zakie.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Provinsi Riau kaya akan SDA dan SDM, terkhusus dari sisi budaya dan kultur Provinsi Riau. "Arsitektur melayu yang ada di Provinsi Riau ini perlu dipertahankan. Sebab, arsitektur melayu ini sebagai aset budaya yang nilainya sangat tinggi.

Ia juga berpesan kepada para pengurus IAI Riau yang baru ke depannya harus senantiasa meningkatkan kompetensi diri.

"Karena saat ini sudah ada regulasi dan UU yang menjadi pagar dan tuntutan kepada para arsitek untuk terus meningkatkan kompetensi diri untuk pembangunan wilayah terutama di Provinsi Riau," pesannya.

Di tempat yang sama, Ketua IAI Riau periode 2019-2022, Choirus Subechan mengatakan, selama kepengurusannya IAI Riau sudah cukup berbuat melalui sejumlah program untuk menaungi keanggotaan dan merangkul semua arsitek dalam internal IAI maupun arsitek yang berada di luar organisasi.

"Insyaallah ke depannya, dengan kepengurusan yang baru akan dapat lebih memperkuat regulasi ini," ucapnya.

Selain itu, saat ia menjabat sebagai Ketua IAI Riau periode 2019-2022, pihaknya juga sudah melakukan beberapa tata laku kode etik arsitek serta kegiatan pembelajaran. "Sehingga, apa yang telah diperjuangkan pada masa saya ini, bisa dilanjutkan kepada calon pengganti saya," katanya.

Ia berharap kepada kepengurusan baru IAI ke depannya arsitek harus memiliki sebuah lisensi. Melalui lisensi itu diharapkan para arsitek bisa berprofesi mandiri.

"Semoga penguatan-penguatan regulasi yang akan diemban oleh pengurus baru ke depannya bisa diwujudkan," harapnya. ***