PANGKALAN KERINCI – Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani sawit di Kabupaten Pelalawan, Riau mendapat respon dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan menggelar hearing, Selasa (10/5/2022).

Hearing DPRD ini, digelar bersama asosiasi petani sawit, 19 perusahaan kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Pelalawan dan dinas terkait.

Pertemuan dipimpin langsung Ketua DPRD Pelalawan, Baharudin didampingi Wakil Ketua II, Faizal SE M.Si dan anggota.

Diungkapkan Baharudin, hasil dari pertemuan tersebut akan disampaikan kepada Presiden Jokowi, DPR RI dan kementrian terkait yakni Kementrian Pertanian (Kementan) dan Kementrian Perdagangan (Kemenperin).

"Pada pertemuan tadi dapat disimpulkan. Larangan expor Crude Palm Oil (CPO) sangat berpengaruh terhadap harga TBS petani sawit," ujarnya.

Berita Sebelumnya:
- Harga TBS Anjlok, Petani Menjerit, Besok DPRD Panggil Seluruh Perusahan Sawit di Pelalawan

Hasil pertemuan itu, lanjutnya, pemerintah diharapkan agar segera melakukan pelonggaran terhadap keran ekspor CPO, sehingga produksi tetap berjalan dan berdampak pada membaiknya harga TBS.

"Pemerintah daerah juga melakukan pengawasan terhadap pabrik sawit, agar tidak menetapkan harga secara sepihak. Apabila melanggar, harus ada sanksi tegas," jelasnya.

Baharudin menegaskan, pada pertemuan itu DPRD juga meminta perusahaan agar tidak melakukan pembatasan penerimaan TBS sawit dari petani.

"Kita minta juga tadi, tidak ada pembatasan terhadap penerimaan TBS dari petani," pungkas Baharudin, kepada GoRiau.com.***