PEKANBARU - Guru Besar UIN Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Prof Dr Khairunnas Rajab, M Ah angkat bicara terhadap isu Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terkait seragam sekolah yang tengah diributkan oleh masyarakat.

Sebagai seorang akademisi, Khairunnas mengatakan, seharusnya lebih mengedepankan sikap moderat dan tidak perlu ada sikap ekstrem kiri dan kanan. Namun, apabila ada ruang untuk mengkritisi pemerintah sampaikan dengan arif.

Berdasarkan QS. Annahl 125, lanjut Khairunnas, SKB 3 Menteri perlu dipahami secara holistik, agar tidak menduga-duga pemerintah diskriminatif. Masalah seragam atau pakaian sekolah, menurutnya tidak ada kaitan dengan menteri tidak melarang umat Islam untuk menggunakan pakaian muslimah.

"Bahkan, juga tidak melarang non muslim memakai kerudung ditengah komunitas atau sekolah Islam, tapi tentu dengan pilihan dan kesadarannya sendiri, tidak karena aturan sekolah yang justru mewajibkannya," tuturnya.

Disinggung dimana posisi wali murid dan sekolah, Khairunnas menyatakan bahwa orang tua wajib mendidik dan mengajarkan tuntunan agama, seperti menyuruh shalat, menutup aurat, berlaku santun, sopan, menghormati dan menghargai orang lain.

"Fungsi orang tua adalah sebagai murabbi awal yang dikenal anak-anaknya, baru dikemudian di sekolahkan atau dimadrasahkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Guru bukan saja mentransfer ilmu tetapi juga melakukan proses internalisasi anak berakhlak mulia. Saya berharap, semua elemen ambil bagian dalam membangun Indonesia yang damai, nyaman, dan aman," tuturnya.

Kemajemukan Indonesia, sambungnya, ditandai dengan keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Semuanya diikat dalam bingkai kebhinnekaan tunggal ika. Suku budaya, bahasa, dan agama boleh beda, tetapi ideologi hanya satu yaitu Pancasila.

"Inilah karakter Indonesia yang masyarakat dunia salut dengan komitmen kebhinnekaan ini. Sekarang saatnya kita merawat dan menjaga NKRI dengan bahu membahu antara tokoh lintas politik, sosial, budaya, dan agama, untuk Indonesia yang bermarwah dan bermartabat," tuturnya.

Untuk itu, dia berharap supaya semua komponen masyarakat saling menguatkan dalam menjalankan cita-cita dan azam ini dengan pemahaman yang utuh, sehingga mudah pula untuk diterapkan.

"Insyaallah inilah sikap yang moderat diambil pemerintah bagi kebangsaan Indonesia yang majemuk," pungkasnya. ***