AARHUS -Tunggal pertama Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting sudah menemukan performanya. Ginting berhasil merebut poin pertama Indonesia atas Chinese Taipei. Peraih perunggu Olimpiade Tokyo ini sukses mengatasi Chou Tien Chen dengan 22-20, 21-16.

Dalam pertandingan terakhir penyisihan Grup A kejuaraan Piala Thomas 2020 antara Indonesia dan Chinese Taipei yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10) pagi, Ginting bermain bagus. Meski sempat kehilangan poin di gim pertama, Ginting bisa fokus dan memenangi pertarungan penting ini.

Berkat kemenangan Ginting yang berada di rangking 5 dunia, Indonesia pun unggul 1-0 atas Chinese Taipei. Laga ini sangat menentukan nasib skuat Garuda.

"Senang dan bersyukur bisa nenyumbangkan angka pertama bagi Indonesia di pertandingan yang sangat menentukan ini. Apalagi saya sudah banyak gagal dan belum menyumbang angka sejak Piala Sudirman lalu," tutur Ginting usai pertandingan kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.

Ginting sebelumnya sudah bertemu 12 kali dengan kedudukan 6-6. Ginting terakhir menang di Hong Kong Terbuka 2019. Sementara kekalahan terakhir diderita Ginting di BWF World Tour Finals 2020.

Ginting memulai laga langsung mendapat momentum. Dia langsung memimpin 4-1. Namun sejumlah kesalahan, justru membuatnya ketinggalan 4-5. Setelah itu Ginting kembali unggul 7-5. Skor menjadi 7-7 setelah chop smash Ginting nyangkut.

Permainan net yang halus dan smash tajam membawa Ginting unggul 11-7 di interval gim pertama setelah smash di sisi kiri Chou tak tertangkis. Sayang enam kesalahan sendiri dan gagal menangkis serangan lawan, Ginting jadi tertinggal 11-14.

Kesalahan masih kerap terjadi. Ginting kembali ketinggalan hingga skor 13-15. Smash yang gagal menyeberang, membuat Ginting tertinggal 13-16. Sambaran di depan net yang gagal, membuat Ginting jadi tertinggal 13-17.

Dropshot yang tak terjangkau lawan, Ginting menambah angka menjadi 14-17. Kesalahan dan kalah adu neting, Ginting jadi tertinggal 15-19. Dropshot Chou yang tak terjangkau Ginting, skor berubah jadi 16-20.

Namun setelah itu Ginting bangkit. Sodokan Ginting tak tertangkis lawan, 17-20. Lob Chou memanjang jadi 18-20. Pengembalian Chou melebar, 19-20. Block dengan raket di depan net, Ginting dapat 20-20.

Sambaran di depan net membuat Ginting unggul 21-20. Pengembalian service Chou yang nyangkut, akhirnya Ginting menutup gim pertama dengan 22-20.

"Dari awal saya mencoba main all out. Main maksimal untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Apalagi ini partai yang sangat menetukan dan penting untuk nasib Indonesia," sebut Ginting.

Gim kedua, Ginting memulai laga dengan baik. Kepercayaan dirinya makin tebal. Sempat terjadi kejar-kejaran angka hingga 6-6. Namun permainan menyerang Ginting, dia mampu terus mengontrol permainan. Hingga menutup interval gim kedua dengan 11-8.

Ginting terus menjaga margin keunggulan hingga 17-13. Sempat service Ginting kena fault hakim service dan smash Ginting melebar membuat skor jadi 17-14.

Permainan net silang mengantarkan Ginting unggul 18-14. Smash Chou gagal, membuat skor berubah 19-15. Namun smash silang Chou yang tak tertangkis menjadi 19-16. Akhirnya, smash mematikan Ginting yang tak tertangkis, mengantarkan Ginting memenangi gim kedua dengan 21-16.

"Dari masuk lapangan saya sudah bisa merancang strategi permainan. Ritme dan pola permainan saya bisa masuk semua. Sehingga di gim kedua tinggal meneruskan saja. Seandainya pun gagal, saya sudah siapkan pola yang lain. Inilah yang mengantarkan saya menang," ujar Ginting.

"Ginting sempat ragu-ragu. Tetapi setelah bisa bermain tenang dan rileks, permainannya keluar semua. Ginting juga tak monoton dan lebih bervariasi dalam bermain. Di gim kedua, tempo dipegang terus Ginting dan bisa main apa saja, lebih enak," sebut pelatih Irwansyah. ***