PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Tim Dewan Kesenian Pelalawan dan Dinas Periwisata Pemuda dan Olahraga tampil di Den Haag, Belanda untuk mempromosikan budaya dan objek wisata. Salah satu yang menarik perhatian penonton adalah pemutaran film singkat gelombang bono Teluk Meranti.

''Kehadiran kita dalam rangka memenuhi undangan Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Den Haag Belanda guna memeriahkan kegiatan Pasar Malam Indonesia (PMI) yang diadakan di daerah itu, Kabupaten Pelalawan sengaja diundang untuk memberikan pertunjukan kebudayaan melayu berupa tari-tarian melayu. Undangan tersebut yang juga mewakli Riau dilaksanakan pada tanggal 20-26 Maret 2013) lalu. Dalam pementasan tarian yang dibawakan oleh para penari binaan Dewan Kesenian Pelalawan (DKP) juga dipertonton film gelombang bono yang merupakan kebanggaan masyarakat Pelalawan untuk dipromosikan wisata daerah ini ke negeri kincir angin tersebut,'' ujar Kepala Dinas Periwisata Pemuda dan Olahraga Zulkifli didampingi oleh Ketua Harian DKP Zamur Das dan Kabag Humas Pemkab Pelalawan, Farid Mukhtar di ruang humas, Senin (1/4/213).

Ia menjelaskan, pementasan yang diadakan oleh peserta asal Pelalawan serta potensi wisata gelombang bono yang dipertontonkan ternyata sangat menarik semua pengunjung dan peserta lainya yang mayoritas warga negara Eropa.

"Kita tak menyangka, setelah dipertontonkan gelombang bono sekaligus penampilan para penari ternyata mereka sangat senang dan tak menduga jika di Riau khususnya di Kabupaten Pelalawan memiliki potensi wisata dan kebudayaan yang sangat indah dan unik. Bahkan beberapa dari peserta dan seluruh audiens yang hadir, baik dari agen travel khusus dibidang pariwisata asal Belgia dan Jerman sangat terpukau dan mereka berencana ingin berkunjung langsung ke Pelalawan untuk melihat kekayaan budaya kita sekaligus keunikan gelombang bono yang ada di Kecamatan Teluk Meranti," beber Kadis Pariwisata Zulkifli.

Zulkifli mengatakan kegiatan yang berlangsung selama 6 hari tersebut merupakan event Pasar Malam Indonesia yang bertajuk tentang investasi, kuliner, pariwisata dan budaya. Sedangkan Kabupaten Pelalawan hanya membawa dua kategori yakni budaya berupa seni tari dan pariwisata berupa gelombang bono.

"Meski begitu, para peserta tidak bosan-bosannya melihat penampilan kita karena mereka sangat kagum dengan hasil tarian yang dibawakan oleh adik-adik binaan DKP serta penayangan film pendek gelombang bono," katanya.

Sementara itu, Zamur Das yang juga ketua Harian DKP mengatakan bahwa penampilan yang dibawakan oleh para penari saat itu ada tujuh jenis tarian, diantaranya adalah Tari Zapin menyusur bono, tari mangecek darah seberang, tari zapin pecah dua belas, joged lambak, tari serampang duabelas, tari kedao dan tari bulian godang.

"Alhamdulillah semua tarian yang kita bawakan cukup disenangi oleh para peserta dan penonton yang ada di sana, terlebih lagi penampilan para penari kita cukup profesional sehingga semua merasa puas dengan pertunjukan kita," ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua DKP Pelalawan H Herman Maskar mengatakan bahwa apa yang ditampilkan oleh para penarinya yang ditampilkan di Belanda tersebut merupakan salah satu upaya pengenalan budaya Melayu ke masyarakat internasional. Dan selain tari-tarian, DKP saat ini juga memiliki sejumlah kesenian lainnya.

"Jadi apa yang ditampilkan oleh para penari kita sampai ke Belanda itu salah satu upaya kita untuk mengenalkan kebudayaan kita sampai ke tingkat internasional. Kita berharap ke depannya juga ada lagi hasil kreasi anak negri yang saat ini mulai kita gali bisa juga ditampilkan di tingkat Internasional saat even-even tertentu,'' jelasnya. (ilm)