PAMEKASAN - Kemenangan PSS Sleman di kandang Madura United FC pada laga tunda pekan ke-4 Kompetisi Sepakbola Liga 1 2019 tidak lepas dari kokohnya benteng pertahanan yang dibangun Asyraq Gufran Rachmadhan dan Ikhwan Ciptady. Hal tersebut menjadi nostalgia tersendiri bagi pelatih Seto Nurdiyantoro.

Menoleh ke belakang, Gufran dan Ikhwan adalah dua benteng utama PSS Sleman di Liga 2 musim lalu. Bahkan keduanya juga menjadi aktor kunci keberhasilan Super Elang Jawa promosi ke Shopee Liga 1 musim ini.

Namun kedatangan Purwaka Yudhi di bulan Maret mengakhiri duet keduannya. Seto lebih sering memasang eks Arema FC dan Persib Bandung tersebut karena memiliki pengalaman di kasta teratas sepak bola Tanah Air. Belum lagi PSS juga masih memiliki Alfonso de la Cruz yang juga syarat pengalaman.

Meskipun lama tak berduet, keduanya sukses membuktikan diri saat dipercaya melawan Madura United. Chemistry yang terbangun di Liga 2 menjadi modal utama keduanya menghalau serangan Laskar Sappe Kerrab.

"Ini seperti kembali ke Liga 2 lagi, namun saya ingatkan ini kompetisi yang berbeda. Harapannya chemistry dan komunikasi antar mereka berdua bisa tumbuh. Dan mereka berdua di belakang cukup kokoh pada pertandingan lawan Madura United," puji Seto.

"Mudah-mudahan hasil ini tidak menjadi kepercayaan diri yang berlebihan, namun bisa menjadi motivasi untuk bisa tetap tampil reguler," imbuhnya mengingatkan.

Sementara itu Seto belum berani bicara soal meregulerkan keduanya. Pasalnya untuk menurunkan pemain memiliki banyak hal yang harus dipertimbangkan. Namun ia tetap menegaskan tidak akan menutup kemungkinan mempertahankan duet Gufran dan Ikhwan.

"Kita lihat nanti perkembangannya seperti apa, dan lawannya seperti apa. Itu nanti kami akan putuskan siapa yang turun nantinya. Tapi secara umum mereka berdua cukup bagus," tandasnya. ***