PEKANBARU – Dua harimau remaja di Teluk Lanus, Sungai Apit, Siak tertangkap kamera trap milik Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau.

"Benar kamera trap yang kami pasang di dekat hutan tak jauh dari pemukiman masyarakat berhasil memotret dua ekor harimau," ujar Kepala Balai Besar (Kababes) Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Riau, Genman Suhefti Hasibuan SHut MM, Selasa (1/11/2022).

Selain itu, tim yang turun ke lapangan juga melaporkan, umpan kambing yang turut diletakkan di dalam box trap dipasang pada tanggal 17 sampai 20 Oktober lalu, juga telah dimakan.

Kababes menjelaskan, menurut laporan petugas di lapangan, umpan kambing yang sengaja diletakkan di dalam box trap ditemukan hanya tinggal tulang. Sementara itu, tidak ditemukan harimau di dalamnya.

"Informasinya pintu box trap dilaporkan macet, namun umpan kambing habis dimakan. Artinya, pintu tertutup setelah harimau melahap habis umpannya," jelas Genman.

Terkait dua harimau yang tertangkap kamera, kata Kababes, setelah dipelajari, pihaknya menyimpulkan dua harimau yang muncul masih remaja.

"Artinya selain dua anakan harimau itu, tentu ada induknya. Sehingga diduga ada tiga ekor, dua anakan dan satu induknya," sebut Genman.

Langkah selanjutnya, petugas pun kembali memasang umpan kambing agar harimau tertangkap. Meski pihaknya tidak berharap harimau disana tertangkap.

"Kami berharap harimau tidak tertangkap, dan pergi meninggalkan pemukiman warga," kata Genman.

Menurutnya, kemunculan harimau belakangan ini di sekitar lokasi, dikarenakan memang lokasi itu adalah habitat harimau. Karena dulunya, warga setempat yang berdomisili disana adalah eks karyawan perusahaan.

"Di lokasi itu habitatnya harimau, artinya sejak dulu warga setempat sudah sering bertemu harimau," kata Genman.

Kesimpulan ini kata Genman, harimau muncul di sekitar pemukiman warga. Karena adanya hewan ternak yang sengaja diliarkan di dalam hutan, sehingga memancing naluri harimau untuk memangsa ternak warga.

"Harimau datang ke lokasi, karena ketertarikan terhadap ternak warga yang dibiarkan berkeliaran di hutan," jelas Genman. ***