JAKARTA - Komunitas Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) berharap pemilih muslim menjadi pemilih cerdas pada Pemilu Serentak yang akan digelar pada 17 April 2019.

Dengan menjadi pemilih cerdas, umat Islam diharap tidak hanya menjadi "pendorong mobil mogok" pada pesta demokrasi 5 tahunan itu.

"Umat Islam ini kan suara terbanyak, jangan hanya menjadi pendorong mobil mogok," kata Sekjen MIUMI, Ustadz Bachtiar Nasir dalam konferensi pers di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (29/01/2019).

MIUMI berharap, ummat Islam bisa mengenali calon-calon pempimpin yang dipilihnya baik pada pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR/DPRD) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dan juga calon presiden beserta wakilnya (Capres-Cawapres).

"Musim pemilu begini, suka ada orang yang jarang ke mesjid, tahu-tahu ke mesjid. Banyak orang yang tiba-tiba sholeh," ujarnya.

MIUMI mengimbau, agar masyarakat muslim tidak Golput pada Pemilu 2019 dan tetap memilih calon-calon yang berasal dari partai yang memiliki rekam jejak konsisten dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.

Mendukung para pemilih muslim yang cerdas tersebut, MIUMI juga menegaskan bahwa pihaknya tengah berupaya membangun kontrak politik yang detil demi memperjuangkan kepentingan-kepentingan umat Islam di Indonesia.

"Inline dengan hasil ijtima ulama, ada belasan poin di Pakta Integritas itu, harus kita detailkan, harus kita kuatkan," kata Bachtiar.

Senada, ustadz Zaitun Rasmin yang juga hadir dalam acara tersebut, berharap umat Islam lebih cerdas termasuk dalam menangkal arus Golput yang bisa saja timbul dengan dalih agama.

"Misalnya ada yang bilang demokrasi itu kufur atau demokrasi itu syirik tanpa dasar yang jelas," kata Zaitun.

Zaitun menegaskan dari Pemilu lah ditentukan nasib Islam dan Bangsa karena pemilu adalah soal kepemimpinan. Karenanya, MIUMI menjadikan politik keumatan sebagai bagian dari pergerakannya.

"Tentang LGBT, tentang UU keketasan seksual, kita juga bersuara karena itu hak demokrasi," kata Zaitun.

Sementara itu, Ketua MIUMI DKI, ustadz Fahmi Salim, berharap umat Islam bisa turut memaksimalkan fungsi politik partai-partai Islam yang ada demi kepentingan umat Islam.

"Partai-partai Islam yang ada ini kita maksimalkan, kita kuatkan," kata Fahmi, merespon maklumat Habib Rizieq Shihab (HRS) agar umat Islam yang berada di bawah garis komandonya hengkang dari Partai Bulan Bintang dan membentuk partai perlawanan jika diperlukan.***