SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Sekitar 500 hektare lahan masyarakat di Dusun Garut, Desa Belutu, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Riau, tercemar minyak mentah PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Kendati berlangsung bertahun-tahun, 150 Kepala Keluarga (KK) yang memiliki lahan kebun sawit sudah sering meminta tanggung jawab pihak PT CPI, namun sampai saat ini keinginan itu belum disikapi perusahaan pengelola minyak terbesar di Indonesia tersebut.

"Selain merusak kualitas tanah dan sumber daya air, pencemaran minyak mentah PT CPI juga berdampak sosio ekonomi terhadap kehidupan warga yang lahannya tercemar. Sudah berkali-kali masalah ini disampaikan kepada pihak PT CPI, tapi belum disikapi sampai saat ini," kata Koordinator Forum Perjuangan Masyarakat Korban Pencemaran Minyak Mentah (FPMKPMM) PT CPI Ginonggom Simanjuntak kepada GoRiau.com, Sabtu (7/11/2015).

Sekitar awal bulan Oktober lalu, lanjut mantan anggota DPRD Siak ini, warga kembali menggelar demontrasi di kantor PT CPI di Kecamatan Minas, menuntut agar limbah minyak mentah segera ditanggulangi. Kemudian, FPMKPMM juga menyurati Bupati Siak dan Gubernur Riau. Lalu, pada 24 Oktober 2015, digelar pertemuan di Kecamatan Minas, yang dihadiri Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, BLH Siak, PT CPI dan masyarakat.

"Hasilnya, tak ada jawaban dari PT CPI, mereka beralasan tak punya dana untuk menanggulangi masalah limbah ini. PT CPI juga menjanjikan akhir bulan November ini ada jawabannya, kita tunggu saja," ujar Ginonggom.

Dikatakannya, FPMKPMM merupakan forum yang dipercaya warga yang lahan kebun sawitnya menjadi korban limbah minyak mentah PT CPI. Ginonggom berjanji akan terus memperjuangkan hak masyarakat agar diselesaikan oleh PT CPI.

"Kita juga berharap pemerintah segera turun tangan meminta tanggung jawab PT CPI sebagaimana yang dilakukan terhadap PT Minarak Lapindo dalam menanggani kasus lumpur lapindo di Sidoardjo, Provinsi Jawa Timur. Wakil rakyat yang duduk di DPRD Siak selama ini juga belum bersikap, kita tak ngerti juga, apa mereka belum tahu, pura-pura tak tahu atau tak mau tahu," kritiknya.

Humas PT CPI Tiva Permata sudah berkali-kali dihubungi GoRiau.com, sepanjang Sabtu (7/11/2015) untuk mengkonfermasi terkait keluhan warga Kandis terhadap limbah minyak mentah PT CPI, namun handphone-nya dalam keadaan aktif tidak pernah diangkat.

Saat disampaikan persoalan itu melalui smart massage service (SMS), Tiva menjawab agar pertanyaan disampaikan lebih rinci.

"Minta tolong lebih diperinci pertanyaannya, agar jawabannya juga tepat. Ini masalah apa ya, pencemaran seperti apakah yang dimaksud? Dimana letak persisnya? Kapan? Insya Allah akan saya carikan informasinya setelah mendapat kejelasan," kata Tiva sesuai SMS yang diterima GoRiau.com, Sabtu (7/11/2015).

Mengingat cukup panjang untuk dijelaskan, GoRiau.com membalas SMS Tiva dan berharap meluangkan waktu bicara sebentar agar dapat menjelaskan permasalahan dengan rinci, namun SMS itu hingga Senin (9/11/2015) sore, disaat berita ini mau diposting tidak pernah ditanggapi Tiva. Meskipun GoRiau.com kembali menghubungi Tiva kerkali-kali melalui nomor handphone yang sama 0811761XXX, namun tetap saja tidak ditanggapinya.***