PEKANBARU - Seorang sekuriti PT Karya Samo Mas (KSM), bernama Airlangga Suliah (19) mengalami geger otak setelah dibogem mentah massa saat kericuhan antara kelompok buruh SP3 dan SPTI, di PT KSM yang berada di Kecamatan Rambah Samo Rohul.

Airlangga saat ini sedang menjalani penanganan medis, karena mengalami gejala muntah-muntah dan kepala sakit usai dipukul massa, sejak 9 hari lalu, tepatnya Senin (30/5/2022).

"Sekuriti kami, Airlangga Suliah saat kini masih dirawat di RS Aulia Pekanbaru. Ia alami geger otak ringan, muntah-muntah dan kepala pusing usai dipukul dan ditinju oknum serikat pekerja. Itu hasil CT scan rumah sakit," ungkap Manager GA PT KSM, Tulus Osin Hamonangan Naipospos di Pekanbaru, Rabu (9/6/2022).

Osin mengatakan, para pelaku kekerasan terhadap Airlangga itu, saat ini sudah diamankan Polres Rokan Hulu.

“Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi serta mendukung langkah Kapolres Rohul untuk menindak oknum-oknum yang jelas-jelas merugikan perekonomian suatu daerah. Kami alami kerugian tidak sedikit, termasuk warga, petani sawit,'' lanjut Osin.

Kemudian Osin menceritakan, sebelum aksi kericuhan itu terjadi, perusahaan sudah menandatangan Surat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dengan Serikat Pekerja Transpor Indonesia (SPTI). Dalam surat kesepakatan itu, pihak perusahaan bahkan mengakomodir warga tempatan.

"Tentu kami tidak dapat membatalkan kerjasama yang sudah kami sepakati dengan SPTI. Ada konsekuensi hukum jika kami batalkan sepihak," kata Osin.

Sebelum aksi viral, beberapa kali perusahaan telah berjumpa dengan kedua serikat pekerja dengan dimediasi oleh Polres Rokan Hulu baik di DPRD maupun di Mapolres, namun, tak menemui titik temu atau kesepakatan diantara kedua serikat pekerja.

Puncaknya, Senin (30/5/2022), oknum-oknum SPPP mendatangi perusahaan disertai dengan menghalang-halangi keluar masuk kendaraan yang bekerja dan mengangkut Tanda Buah Segar (TBS).

Polisi juga sudah melakukan tindakan persuasif, tapi massa SPPP semakin bertindak anarkis dengan cara mengancam dan menghalangi masyarakat pemilik TBS mengantarkan hasil panen sawitnya ke PT. KSM.

Dampak dari tindakan tersebut, massa SPPP melakukan pengerusakan terhadap mobil pengangkut buah sawit masyarakat tersebut.

"Polisi ketika itu sudah persuasif dengan meminta orang-orang tergabung dalam SPPP untuk jangan bersikap anarkis dan merusak. Namun, justru terjadi pemukulan terhadap sekuriti kami," ungkap Osin.

Perusahaan, tuturnya, menyayangkan aksi anarkis dilakukan oknum-oknum SPPP berakibat Airlangga harus dirawat lebih dari 9 hari di rumah sakit. Aksi tersebut turut merugikan perusahaan karena aktivitas bongkar muat tersendat. ***