JAKARTA - Anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, Gus Nabil memaparkan banyak hal terkait terorisme. Saat memaparkan fenomena radikalisme-terorisme di tanah air, Ia menyebut nama MUI.

"Hari ini kita lihat fenomena-fenomena radikalisme-terorisme ini juga muncul di banyak tempat, bahkan sampai di salah satu counter roti, apa itu namanya, asing, bahkan sampai tidak boleh menuliskan apa namanya, 'Selamat Natal,' di kue itu. Dianggap kue yang haram, ini kan ngeri sekali. Ini yang mensertifikasi siapa? MUI (Majelis Ulama Indonesia, red), dan bahayanya MUI disini. Bubarkan saja kalau menurut saya MUI!" kata Gus Nabil.Pernyataan Gus Nabil itu, disampaikan dalam sebuah diskusi bertajuk 'Paham Kebangsaan untuk Mencegah Terorisme' yang digelar di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senin (25/11/2019), yang juga turut menghadirkan legislator DPR RI sebagai pembicara, serta praktisi dari Universitas Indonesia.Potret terorisme yang masuk pada level 'ngeri' menurut Gus Nabil itu, mesti ditanggulangi oleh negara dengan soft power. "Karena dengan hard power, justru akan membuat mereka semakin solid, semakin militan,"."Contoh kemarin melarang orang berjilbab dan celana cingkrang itu, itu salah satu bentuk hard power menurut saya," ujarnya.Penanggulangan terorisme, kata Gus Nabil, juga mesti dengan memutus mata rantai kekuatan ekonomi kelompok radikalis-teroris. "Diputusnya dimana? Contoh, lembaga filantropi. Ini banyak sekali yang dimiliki oleh mereka,"."Lembaga-lembaga filantropi yang dimiliki oleh mereka, yang pengelolaan dananya besar, bahkan bisa mengirimkan beasiswa ke luar negeri dan sebagainya. Tapi mereka tidak NKRI, tidak cinta tanah air. Justru kembali ke sini malah jadi penyakit, ini juga pemerintah harus menertibkan," kata Gus Nabil.***