PEKANBARU - Menanggapi pernyataan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau, Ade Hartati soal APBD murni tahun 2019 yang disusun dengan semangat proyek bukan kebutuhan, Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman angkat bicara.

Politisi yang akrab disapa Dedet ini membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan bahwa APBD disusun berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dan pokok pikiran. Kemudian menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

"Itu kok bukan seperti pernyataan anggota dewan, seperti LSM ya? Tidak mungkin anggota dewan bilang begitu. Faktanya, APBD telah disusun dan sudah melalui proses panjang," ujarnya di Pekanbaru, Kamis (29/11/2018).

"Jadi ada proses down top melalui proses Musrenbang, kemudian top down melalui pokok pikiran, yang kemudian menjadi dokumen RKPD," jelas Dedet.

Kemudian, lanjut Dedet, RKPD akan dibentuk lagi menjadi Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

"KUA PPAS ini dimasukkan ke DPRD Riau, dan dibahas oleh Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sehingga menjadi RAPBD, RAPBD inilah yang nantinya menjadi APBD. Tahapan penyusunannya memang dari bawah. Saya kaget, kenapa ada yang berpandangan seperti itu, seperti bukan pemikiran anggota dewan," terangnya lagi.

Sebelumnya, Anggota Komisi V DPRD Riau, Ade Hartati mengaku kecewa dengan APBD murni tahun 2019 yang baru saja disahkan Rabu (28/11/2018) lalu. Politisi PAN ini mengkritisi dan menilai bahwa anggaran tersebut disusun berdasarkan proyek bukan berdasarkan kebutuhan di tengah masyarakat Riau.

Ade mengatakan, bahwa berdasarkan catatan pribadinya, masih ada banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi dan tidak masuk dalam APBD.

"Tidak membangun ruang belajar, tidak ada pembangunan sekolah baru. Mengenai kesehatan juga, harusnya ada bantuan peningkatan Puskesmas juga di kabupaten/kota," ujarnya.

"Bahkan Pemprov juga tidak ada membangun rumah ibadah. Dalam catatan saya cuma satu, itu pun belum selesai-selesai, makanya saya bilang ini by projects bukan kebutuhan," tutup Ade kecewa. ***