JAKARTA - Prabowo Subianto, mengkritisi lemahnya pertahanan Indonesia dan minimnya anggaran Pertahanan pada debat keempat pilpres, Sabtu (30/93/2019) lalu.

Prabowo menyatakan, “di bidang pertahanan dan keamanan, kita terlalu lemah, anggaran kita terlalu kecil,”.Kritik itu kemudian dibalas Joko Widodo, petahana yang mendapat nomor urut 01 pada Pilpres 2019. Jokowi pada waktu itu mengakui anggaran di Kementerian Pertahanan memang bukan anggaran terbesar. Pemerintah Jokowi pada waktu itu masih berfokus pada pembangunan infrastruktur.Pada 2019, anggaran Kementerian Pertahanan memang masih Rp109,559 triliun. Berada di peringkat kedua kementerian lembaga dengan anggaran terbesar di bawah anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp110,73 triliun.“Pada suatu saat ketika ekonomi dunia pada posisi normal, kita akan bisa beri anggaran terbaik pada TNI untuk membangun alutsista yang lebih baik,” ujar Jokowi.Saat ini, lebih cepat dari dugaan. Sebagaimana dikutip dari tirto.id, Sabtu (30/11/2019), Buku III Nota Keuangan RAPBN 2020 mencatat, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran terbesar diantara kementerian lembaga lainnya, yakni Rp127,357 triliun. Disusul Kementerian PUPR sebesar Rp120,2 triliun dan Polri sebesar Rp90,332 triliun.Plot twist-nya, anggaran jumbo itu akan menjadi tanggung jawab Prabowo Subianto, yang ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019.***