PEKANBARU - Hingga akhir 2019, sekitar 154.887 dari 1.887.704 kepala keluarga di Riau belum menikmati aliran listrik. Meski begitu, rasio elektrifikasi PLN dan PLN sudah mencapai 91,75 persen. Di tahun 2020, diharapkan terjadi pengurangan angka warga yang belum mendapat aliran listrik lewat optimalisasi listrik pedesaan dan pembangkit.

Masih ada 154.887 KK yang belum teralirisi listrik PLN dan Non PLN Riau," kata Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Riau, Indra Agus, Sabtu (8/2/2020).

Dikatakan, hingga akhir 2019 jumlah yang sudah teraliri listrik sudah mencapai angka 1.722.817 KK.

Adapun upaya yang telah dilakukan Dinas ESDM Provinsi Riau dalam rangka pencapaian kinerja peningkatan rasio elektrifikasi, yakni optimalisasi dan percepatan pembangunan listrik pedesaan. Optimalisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga EBT untuk daerah terpencil. Dan koordinasi dengan PLN dan stakeholders.

"Salah satu faktor yang mendukung pencapaian sasaran strategis yaitu meningkatnya aksesibilitas energi listrik bagi rumah tangga di Riau lewat upaya sinergitas dan saling mengisi antara PT PLN (Persero) wilayah Riau dan Kepri sebagai salah satu BUMN pemegang izin usaha ketenagalistrikan dan pemerintah pusat (melalui APBN) serta Pemerintah Provinsi (melalui APBD) sebagai wakil negara dalam penguasaan penyediaan tenaga listrik sesuai pasal 3 ayat (1) UU 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan," jelasnya.

Akan tetapi menurutnya, masih terdapat beberapa kendala dalam mendukung pencapaian sasaran tersebut, diantaranya akses yang terbatas untuk mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil dan daerah yang kondisi geografisnya sulit dijangkau.

"Terkendalanya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, disebabkan pembangunan jaringan listrik yang melintasi wilayah usaha lainnya baik pertambangan, perkebunan dan kehutanan (misalnya pembangunan jaringan listrik di kawasan hutan lindung)," ungkapnya. ***