Tirai panggung sepak bola antarklub terbesar Eropa mulai disingkap tengah pekan ini. Sebanyak 16 tim akan berebut tiket babak perempat Liga Champions, kompetisi antarklub terelite di Benua Biru, lewat dua kali duel, yakni kandang dan tandang.

Demi tambahan pemasukan dari hak siar, sejak beberapa tahun lalu UEFA sudah membagi delapan pertandingan ini terpisah. Untuk pekan ini hanya empat pertandingan leg pertama saja yang digelar, dilanjutkan empat laga berikutnya tengah pekan depan.

Klub besar Portugal Benfica akan menjamu wakil Jerman Borussia Dortmund di Stadion da Luz pada Rabu 915/2) dini hari WIB. Pada saat yang bersamaan, klub kaya Paris Saint-Germain (PSG) akan kedatangan raksasa Spanyol Barcelona di Parc des Princes.

Keesokan harinya, dua laga sengit diprediksi hadir dan bakal menyita perhatian pecinta sepak bola dunia. Sang juara bertahan Real Madrid menghadapi Napoli di Santiago Bernabeu. Sementara tim langganan juara Bundesliga Bayern Muenchen menanti kehadiran Arsenal di Allianz Arena.

Pemain dan pelatih tim-tim ini sudah ambil ancang-ancang menyambut pertandinga penting mereka. Perang urat syaraf di media pun sudah dilancarkan sejak jauh-jauh hari. Mulai dari melontarkan pujian kepada lawan hingga sanjungan setinggi langit kepada lawan.

Berikut ini sedikit gambaran empat pertandingan tersebut:

1. Benfica vs Borussia Dortmund

Benfica punya tugas berat menghentikan ketajaman lini depan Dortmund. Skuat asuhan Thomas Tuchel ini mencetak rekor sebagai tim paling produktif pada fase grup sepanjang sejarah Liga Champions. 

Die Borussen mengemas 21 gol, menumbangkan rekor 20 gol yang pertama diciptakan Manchester United pada musim 1998/199, kemudian diikuti oleh Barcelona dan Real Madrid.

Pierre-Emerick Aubameyang dkk tak hanya menakutkan di Eropa, melainkan juga di Bundesliga. Walaupun saat ini menempati posisi empat klasemen dengan nilai 34, terpaut 12 poin dari Muenchen, Dortmund mampu mengemas 39 gol dari 19 laga. Jumlah ini merupakan tertinggi kedua setelah Muenchen yang menorehkan 43 gol.

Kedua tim sebelumnya pernah berhadapan, namun tak relevan dijadikan referensi laga nanti karena terjadi pada musim 1963/1964. Benfica menang 2-1 di Lisabon, tapi kemudian dipermalukan Dortmund 0-5 di tanah Jerman dalam duel Liga Champions--dahulu masih bernama Piala Champions.

Performa tim asuhan Rui Vitoria tak begitu mentereng sepanjang penyisihan grup Liga Champions meskipun saat ini memuncaki Liga Portugal. Benfica hanya mengumpulkan delapan angka, terendah dari 16 tim yang lolos ke fase gugur, untuk lolos sebagai runner-up grup. 

Namun Benfica punya catatan bagus melawan tim Jerman di kandang dengan tak terkalahkan pada empat laga terakhir. Secara keseluruhan, Benfica mencatatkan rekor 10 kali menang, delapan imbang, dan dua kali kalah melawan tim-tim Bundesliga.

Di sisi lain, Dortmund yang sebelumnya tak pernah menang di tanah Portugal berhasil memetik dua kemenangan pada 2016. Masing-masing menaklukkan Porto di Liga Europa pada babak 16 besar dan mengalahkan Sporting CP pada penyisihan grup. Secara keseluruhan Mario Goetze dkk baru dua kali kalah dari 11 laga tandang terakhir di Eropa.

Benfica akan mengandalkan bek veteran Luisao untuk menggalang pertahanan di belakang, ketajaman gelandang Pizzi di tengah, serta duet penyerang Kostas Mitroglu dan Raul Jimenez. Satu nama yang sebelumnya menjadi andalan yakno Goncalo Guedes kini telah berseragam Paris Saint-Germain.

Dari kubu Dortmund, Aubameyang akan ditopang oleh Marco Reus, Mario Goetze, Shinji Kagawa, dan gelandang berpengalaman Gonzalo Castro.

Akan tetapi yang paling menarik dinanti adalah strategi yang diterapkan kedua pelatih ini. Pelatih kedua tim terus dipantau oleh klub-klub raksasa Eropa, terutama Tuchel. Arsenal dan Barcelona dilaporkan menjadikannya sebagai kandidat pelatih masa depan.

2. Paris Saint-Germain (PSG) vs Barcelona

Sejak menjelma menjadi klub tangguh bertabur bintang, PSG punya dua lawan familiar di Liga Champions, yakni Chelsea dan Barcelona. Pada musim 2012/2013, PSG yang masih dilatih oleh Carlo Ancelotti menahan imbang Barca 2-2 di Parc des Princes dan 1-1 di Camp Nou pada babak perempat final. Walau tak kalah, PSG tersingkir lewat aturan gol tandang.

Pada musim 2014/2015 kedua tim tergabung di fase grup. PSG mengalahkan Barcelona 3-2 di Parc des Princes dan kemudian bertekuk lutut 1-3 di Camp Nou.

Undian mempertemukan mereka kembali di perempat final. Hasilnya, PSG kembali tersingkir dengan agregat 1-5. Ketika itu Barcelona ditangani Laurent Blanc.

Tak salah jika Barcelona kembali difavoritkan dalam pertemuan kali ini, walaupun permainan mereka dinilai sejumlah pihak tengah menurun. Apalagi, pelatih PSG sekarang Unai Emery punya rekor buruk lawan Blaugrana. Ia tak pernah menang saat mendampingi tim-tim asuhannya ketika melawan Barcelona.

Keunggulan Barcelona juga diakui oleh gelandang PSG Angel di Maria. "Mereka punya lini penyerang terbaik di dunia saat ini," kata Di Maria dalam wawancara dengan Marca belum lama ini.

Di Maria sangat mengenal Barcelona karena sempat membela Real Madrid. Baginya, akan sulit bagi bek manapun menghentikan aksi trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar.

Namun Di Maria memperingatkan Barcelona untuk tak menganggap PSG sebelah mata. "Mereka berbahaya saat menguasai bola, jadi kami akan mencegah mereka melakukan itu," kata dia.

PSG kemungkinan akan memainkan pressing tinggi sejak di pertahanan Barcelona. Strategi yang diterapkan sejumlah tim La Liga ini terbukti merepotkan Barcelona pada musim ini.

Dalam urusan mencetak gol PSG memang kehilangan top skorer Zlatan Ibrahimovic yang hijrah ke Manchester United. Tapi, PSG punya Edinson Cavani yang kembali menemukan ketajamannya setelah dikembalikan sebagai sebagai penyerang tengah. Musim ini, penyerang Uruguay itu telah mencetak 33 gol dari 31 laga pada semua kompetisi.

PSG juga punya lebih banyak opsi di tengah untuk membantu lini serang dengan kedatangan Julian Draxler. Bintang muda timnas Jerman ini langsung nyetel dengan permainan PSG dan siap menghadirkan ancaman untuk Barcelona.

Emery hanya harus memikirkan pengganti Marquinhos yang harus absen pada leg pertama karena hukuman akumulasi kartu. Les Rouge et Bleu diuntungkan cedera bek sayap Aleix Vidal yang membuat Enrique punya pilihan terbatas di belakang.

3. Real Madrid vs Napoli

Merujuk kepada undian, sejatinya Real Madrid bukan unggulan saat meladeni Napoli pada babak 16 besar ini. Sebab Los Blancos hanya lolos sebagai runner-up, sementara Napoli merupakan juara grup. 

Akan tetapi di atas lapangan, tak banyak yang berani menjagokan Napoli bisa lolos dari sergapan tim yang menjadi juara musim lalu. Ini merupakan kali kedua Napoli lolos ke babak 16 besar Liga Champions dengan format baru. Sebelumnya pada musim 2011/2012, Napoli lolos ke fase gugur namun gagal melangkah ke perempat final setelah dihentikan Chelsea.

Sementara Madrid merupakan pengoleksi 11 gelar juara Liga Champions. Tren positif Los Blancos di Eropa bersama pelatih Zinedine Zidane membuat Madrid diperkirakan akan bisa mengatasi wakil Italia ini.

Hanya Fabio Cannavaro dan Diego Maradona, dua mantan pemain Napoli, yang menjagokan i Partenopei bisa menjegal Madrid. Sementara mantan pelatih Madrid asal Italia Fabio Capello sekadar mengingatkan Los Blancos berhati-hati menghadapi potensi Napoli.

Penyerang Napoli Jose Callejon mengakui timnya sangat mewaspadai Madrid. "Mereka tim terbaik dunia. Kamu harus memperhatikan segalanya melawan mereka," kata penyerang yang pernah membela Madrid ini.

Ia mengaku memimpikan bertemu Madrid di Liga Champions, namun tak secepat ini. Menurut dia, terlalu dini jika harus berhadapan dengan raksasa Spanyol itu pada babak 16 besar.

Napoli kehilangan mesin gol Gonzalo Higuain yang hijrah ke Juventus. Penggantinya Arkadiusz Milik tampil menjanjikan, tapi kemudian cedera parah saat musim baru berjalan. Namun pelatih Maurizio Sarri dengan cerdik mengubah strategi dengan mengandalkan trio Callejon, Dries Mertens, dan Lorenzo Insigne di depan. Mertens menjelma menjadi monster baru di depan gawang dengan torehan 14 gol dari 10 pertandingan terakhir.

Zidane tampaknya paham akan potensi Napoli untuk membuat kejutan. Legenda sepak bola Prancis ini pun berharap skuatnya bisa tampil komplet dalam duel melawan Partenopei, termasuk kembalinya Gareth Bale yang menderita cedera engkel sejak November.

Kedua tim sebelumnya pernah bertemu pada musim 1987/1988 saat kejuaraan ini masih bernama Piala Champions. Ketika itu Napoli tersingkir dengan agregat 1-3.

4. Bayern Muenchen vs Arsenal

Sama seperti Madrid, Muenchen juga bukan unggulan saat undian karena lolos dengan status runner-up grup. Tapi, semua juara grup yang lolos diam-diam berdoa, berharap tak dipertemukan dengan raksasa Jerman ini. Nasib sial bagi Arsenal, undian mempertemukan dengan Muenchen.

Tim asuhan Arsene Wenger punya rekor buruk selalu kandas pada babak 16 besar dalam enam musim terakhir. Wenger ingin menghentikan rekor buruk ini, tapi harus dipaksa meladeni tim yang kerap menjadi pengganjal mereka.  

Arsenal dan Munchen sudah 10 kali bertemu sejak musim 2000/2001. Die Bayern meraih lima kemenangan, dua imbang, dan tiga kali kalah. Tapi rekor Muenchen masih 100 persen pada babak 16 besar dengan menyingkirkan the Gunners pada musim 2004/2005, 2012-2013, dan 2013/2014. Muenchen juga punya rekor meyakinkan di Allianz Arena dengan mencatatkan 15 kemenangan beruntun di pentas Eropa.  

Dua hal yang mungkin bisa dimanfaatkan the Gunners adalah performa Muenchen yang dinilai belum maksimal meskipun terus memetik kemenangan, serta absennya Phillip Lahm dan Jerome Boateng yang terkena akumulasi kartu.

"Kami harus melakukan beberapa hal dengan lebih baik. Kami harus membicarakan ini saat latihan dan memastikan kami akan bermain sebagai tim. Lawan Arsenal menjadi pembuktian dan akan menarik," kata winger Muenchen Arjen Robben, dikutip dari Firstpost.

Bek Muenchen Mats Hummels tak sabar ingin segera menghadapi Arsenal. Dia menyukai filosofi permainan menyerang wakil Inggris ini. Mantan penggawa Dortmund ini percaya laga nanti akan menarik. 

Namun, dia tak mau percaya diri berlebihan. Menurut dia, setiap tim memang punya periode bagus dan buruk.

"Anda tak bisa memprediksikan penampilan seperti apa yang akan disuguhkan Arsenal atau Bayern nanti,"ucapnya.