JAKARTA - Coronavirus disebut dapat memangkas produksi mobil China hingga 2 persen tahun 2020. Produksi yang cenderung menurun 'secara material' pada kuartal pertama karena produsen terpaksa menunda pembukaan kembali pabrik setelah Tahun Baru Imlek, jadi salah satu sebab.

Lembaga survei setempat menyebut, penjualan bisa pulih setelah epidemi stabil, tetapi efek positif menjadi 'ringan'.

Lansiran SCMP pada Senin (3/2/2020) menulis, menurut S&P Global Ratings, "produksi mobil China kemungkinan akan menurun secara material selama kuartal pertama, dan dapat memangkas produksi keseluruhan sebanyak 2 persen tahun ini karena epidemi virus coronavirus telah memaksa produsen mobil untuk menunda membuka kembali pabrik mereka,".

Banyak pembuat mobil telah menutup pabrik mereka selama dua minggu di bulan Januari untuk liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada tanggal 25 Januari, dan sejak itu diminta untuk menjaga pekerja mereka di rumah setidaknya selama 9 Februari, ketika pejabat kesehatan setempat berusaha menahan virus yang mematikan itu.

"Dalam pandangan kami, penjualan mobil kemungkinan akan menurun dalam satu hingga dua bulan ke depan," kata analis S&P Claire Yuan, Stephen Chan dan Xin Hui Zu dalam sebuah catatan penelitian.

"Dealer otomatis menunda dimulainya kembali bisnis. Pada saat yang sama, orang-orang berusaha menghindari pergi ke tempat-tempat umum," imbuhnya.***