SEBAGAIMANA telah kita ketahui bersama, pandemi yang disebabkan oleh virus corona telah melanda seantero dunia, termasuk di negara kita Republik Indonesia dan Provinsi Riau khususnya. Pandemi yang terjadi akibat corona virus di Provinsi Riau menyebabkan puluhan ribu orang terkonfirmasi positif. Menurut data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Riau, pada akhir Desember 2020 terpapar 24.565 orang, dengan jumlah kematian 2%, isolasi mandiri 4%, rawat di RS 2% dan yang sembuh 92%.

Keterlibatan dan sinergi semua pihak memiliki peran yang signifikan dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Oleh karenanya, diharapkan para relawan Covid-19 dapat memberikan sosialisasi, edukasi, serta pengembangan penanganan dan pencegahan pandemi berdasarkan konteks lokal Riau. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam penanganan Covid-19 di daerahnya antara lain seperti kesiapsiagaan upaya pencegahan penyebaran penyakit pneumonia, memperkuat pemeriksaan penumpang dari luar negeri di Bandara dan Pelabuhan, memperketat jalur masuk Provinsi Riau, menyiapkan fasilitas pendukung keamanan dan kesehatan bagi tenaga medis.

Selain hal-hal tersebut pemerintah juga mengupayakan penanganan dampak Covid-19 di masyarakat, seperti pemberian bantuan tunai Rp300.000/kk kepada penerima 212.893 KK. Di sektor perhubungan telah diupayakan pula pembatasan penggunaan sarana angkutan umum masuk/keluar Provinsi Riau dengan mendirikan posko di perbatasan antar provinsi, penanganan lintas batas wilayah seperti fasilitasi pemulangan pekerja migran Indonesia dari Malaysia di Pelindo Dumai serta pemantauan pelabuhan penyeberangan Dumai dan pelabuhan laut Mengkapan Siak.

Untuk Penanganan Covid-19 di kabupaten/kota juga telah diupayakan dengan mengerahkan anggaran yang diimplementasikan oleh beberapa perangkat daerah setempat, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang menganggarkan Rp18.661.828.580,-, Pelalawan melalui Dinas Kesehatannya menganggarkan Rp21.077.123.900,-, Dinas Kesehatan Indragiri Hulu mengganggarkan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular sebesar Rp150.500.000,-, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir menganggarkan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular wabah virus sebesar Rp17.220.614.000,-, Dinas Kesehatan Rokan Hulu menganggarkan program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular sebesar Rp5.274.298.480,-, serta beberapa dinas lainnya dalam 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Besarnya anggaran yang dilaporkan pada Tim Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Penanganan Covid-19 telah menunjukkan komitmen mereka dalam penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Riau secara umum.

Upaya Pemerintah Provinsi Riau dalam pemulihan kesehatan dan ekonomi masyarakat juga diwujudkan dalam bentuk bantuan keuangan ke kecamatan dan kelurahan di 12 kabupaten/kota dengan total bantuan keuangan sebesar Rp26.800.000.000,- pada 268 kelurahan, dengan besaran bantuan rata-rata sebesar Rp100.000.000 per kelurahan guna penanganan pandemi di tiap kelurahan di Provinsi Riau.

Dari sisi ekonomi perbaikan terus berlanjut seiring membaiknya permintaan global dan domestik. Pada triwulan IV 2020, pertumbuhan ekonomi Riau tercatat terkontraksi sebesar -1,13% (yoy). Dari sisi penggunaan, membaiknya pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan IV 2020 terutama bersumber dari ekspor luar negeri dan konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Perbaikan ketiga faktor tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi mitra dagang utama, percepatan realisasi anggaran pemerintah, serta meningkatnya aktivitas masyarakat saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

Dari sisi lapangan usaha, membaiknya permintaan ekspor dan domestik berdampak pada perbaikan kinerja di berbagai lapangan usaha (LU). Kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan terus tumbuh positif terutama bersumber dari subsektor Perkebunan seiring meningkatnya permintaan ekspor.

Kinerja LU Informasi dan Komunikasi serta LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial juga tumbuh positif sejalan dengan masih tingginya permintaan akan komunikasi data dan layanan kesehatan terkait dampak pandemi Covid-19.

Di tahun 2021, berdasarkan data dari ''riau.bps.go.id'' sektor pertanian memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Riau. Selama tahun 2021 NTP (Nilai Tukar Petani) Riau tetap terjaga di atas nilai 100. Secara umum NTP Riau terus mengalami peningkatan dengan puncak NTP tertinggi adalah pada bulan Desember 2021 yaitu sebesar 152,18. Dimana semakin tinggi NTP dapat diartikan semakin sejahtera pula petani di daerah tersebut.

Sektor pertanian berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana selama tahun 2021 tumbuh 4,26 persen, terutama ditopang oleh kegiatan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan.

Kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian Riau di tahun 2021 mencapai 26,83 persen, menduduki peringkat kedua setelah lapangan usaha Industri Pengolahan yang memiliki peranan 28,08 persen. Tidak hanya dalam PDRB yang mengalami pertumbuhan positif, tapi juga mengalami peningkatan dalam ekspor.

Selama rentang waktu Januari - Desember 2021, ekspor nonmigas dari industri pengolahan hasil pertanian yang didominasi oleh lemak & minyak hewan/nabati (CPO dan turunannya) mencapai USD 11,29 miliar atau sebesar 62,82 persen dari total nilai ekspor non migas Riau yang mencapai USD 17,97 miliar.

Neraca perdagangan Provinsi Riau menunjukkan nilai yang surplus pada periode Januari-Desember 2021. Hal ini disebabkan oleh peningkatan ekspor yang lebih signifikan dibandingkan peningkatan impor. BPS mencatat nilai ekspor Provinsi Riau pada periode Januari-Desember 2021 tercatat USD 19,70 miliar, sementara impor tercatat sebesar USD 1,62 miliar sehingga neraca perdagangan menunjukkan surplus USD 18,08 miliar.

Nilai surplus ini meningkat 44,64 persen dibandingkan tahun 2020, jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai surplus neraca perdagangan periode 2019-2020 sebesar 14,20 persen. Penyumbang ekspor terbesar pada periode Januari-Desember 2021 yaitu sektor industri yang mengalami peningkatan sebesar 36,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, ekspor sektor migas mengalami peningkatan signifikan sebesar 201,90 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ekspor migas yang signifikan ini salah satunya disebabkan adanya peningkatan produksi yang terjadi pasca pengambil alihan Blok Rokan ke Pertamina Hulu Rokan.

Pertumbuhan ekonomi Riau telah menunjukkan sinyal positif sejak triwulan I-2021 yang tercatat tumbuh 0,40 persen. Angka tersebut terus menunjukkan perbaikan hingga penghujung tahun 2021. Bahkan mulai triwulan II-2021 hingga triwulan IV-2021 ekonomi Riau berturut-turut mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 5,17 persen; 4,13 persen; dan 3,81 persen. Pada triwulan II-2021, ekonomi Riau melesat tajam dan menyentuh angka 5,17 persen.

Jika dihitung tanpa Migas, ekonomi Riau bahkan tercatat tumbuh sangat signifikan mencapai 7,44 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya low base effect dimana pertumbuhan yang tinggi tersebut dipengaruhi faktor dari basis pertumbuhan ekonomi yang rendah pada triwulan II-2020 yang terkontraksi 3,32 persen. Ekonomi Riau secara kumulatif pada tahun 2021 tumbuh 3,36 persen. Angka tersebut tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi selama 8 tahun terakhir, sejak tahun 2013. Jika dihitung tanpa Migas, pertumbuhan ekonomi Riau mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 4,56 persen.

Meskipun mulai terjadi aktivitas pengeboran dan pengembangan sumur minyak mentah baru di Blok Rokan, namun penurunan produksi minyak mentah akibat natural declining masih menahan laju pertumbuhan ekonomi Riau.***

Ermiyati Rais, S.Sos, M.Si adalah pegawai di Bappedalitbang Provinsi Riau.