PEKANBARU - Unjuk rasa peringatan 21 tahun reformasi di depan Gedung DPRD Provinsi Riau, Selasa (21/5/2019) sore diwarnai aksi ricuh dan saling dorong antara pendemo dan aparat keamanan.

Pantauan GoRiau di lokasi, mulanya, ratusan massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan BEM Nusantara ini, mulai memenuhi halaman pintu keluar Gedung DPRD Riau sejak pukul 15.16 WIB.

Di sana, mereka pun langsung melakukan orasi dan memaparkan tuntutannya. Situasi mulai memanas ketika ratusan massa ini memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD Riau.

Melihat hal tersebut, aparat keamanan yang berjaga di depan gerbang Gedung wakil rakyat itu pun langsung merapatkan barisannya. Aksi sikut dan saling dorong pun tak dapat dihindari.

Ditambah lagi, beberapa saat kemudian ada oknum mahasiswa dari luar gerbang yang mencoba melempari polisi dengan batu.

Tak terima, aparat keamanan pun menembakkan air dari kendaraan taktis water canon untuk meredakan aksi dorong tersebut.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa ini menuntut pengusutan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang belum terungkap. Diantaranya, kasus kematian empat aktivis mahasiswa Universitas Trisakti pada masa orde baru, kasus Munir, Novel Baswedan, dan kriminalisasi terhadap mahasiswa.

"Termasuk juga kasus pelanggaran HAM terhadap Mariatun," kata Koordinator Umum, Yudi Utama Tarigan dalam keterangan persnya.

Tak hanya kasus HAM, mahasiswa - mahasiswa ini juga menuntut pemerintah untuk menstabilkan perekonomiam dengan cara memprioritaskan hasil perkebunan dan pertanian dalam negeri.

"Stabilkan perekonomian bangsa. Kembali naikkan harga komoditi unggulan Riau seperti sawit, kelapa dan karet," tambahnya. ***