JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin menyatakan sepakat jika Parlemen bersama Pemerintah harus tegas dalam upaya-upaya mencegah resesi ekonomi di Indonesia.

Setidaknya, ada 3 hal yang menurutnya mesti dilakukan oleh Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi mencapai target 5,2 persen.Pertama, akuntabilitas dan efisiensi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai fiskal pemerintah, mesti dijaga bersama. Termasuk, mencegah adanya kebocoran."Artinya bahwa, belanja-belanja yang tidak terlalu mendesak dan tidak terlalu mendukung ekonomi kita, ini bisa dialihkan kepada belanja-belanja yang lainnya," kata Andi dalam diskusi "Mampukah Indonesia Menghadapi Ancaman Resesi Dunia 2020?” yang berlangsung di Media Center Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Kamis (5/12/2019).Kedua, perlu bagi pemerintah untuk berani mulai berhenti lakukan impor pangan besar-besaran. Ia lantas menyinggung impor beras sebanyak 2,2juta ton pada 2018, kemudian dinyatakan tersisa rusak 2000 ton padahal menurutnya potensi kerusakan stok bisa mencapai 1juta ton.Ia juga menyinggung, mafia impor bawang putih yang sudah mulai 'ketahuan', sementara mafia impor beras belum diungkap. Jadi, kata Andi, "Ini supaya mendorong ekspor lebih banyak dan impor diperkecil,".Terakhir, politisi PKS ini meminta penguatan industrialisasi manufaktur dalam negeri, terutama hilirisasi di sektor pertanian guna menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi daerah."Bagaimana petani-petani kita nantinya bisa bergerak menjadi pengusaha-pengusaha kecil, sehingga mereka tidak tergantung lagi dengan barang-barang dan keluar," kata dia.Sebelumnya, Anggota Fraksi PDIP di Komisi VI DPR DPR RI, Darmadi Durianto menyatakan, yakin bahwa pemerintah memiliki banyak solusi untuk mencegah resesi ekonomi nasional. Dan "kita (Komisi VI, red) berharap DPR juga mendorong pengawasan yang lebih dalam agar bisa mengantisipasi resesi ekonomi,".***