JAKARTA - Ketua Komite IV DPD RI, Hj. Elviana mengaku, pihaknya tidak terlalu pesimis dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi nasional akibat perang dagang Amerika Serikat dan China.

"Selagi pemerintah memperhatikan daerah dan care terhadap daerah," ujar Elvi dalam diskusi "Mampukah Indonesia Menghadapi Ancaman Resesi Dunia 2020?” yang berlangsung di Media Center Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Senayan, Kamis (5/12/2019).Belum lagi, kata Elvi, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, perang dagang AS-China itu hanya akan berpengaruh kepada ekonomi Indonesia sekira 17,9 persen. Yang sebetulnya, menurut Elvi, bisa diantisipasi dengan penguatan ekonomi daerah.Ia menyinggung pentingnya pemerintah menyelesaikan persoalan-persoalan ekspor kelapa sawit, karet dan batubara sebagai komponen PDB (produk domestik bruto) Indonesia."Saya dengar Ibu Menlu terus-menerus berupaya tapi belum final," kata Elvi.Di tengah upaya mengatasi persoalan Kelapa Sawit, Karet dan Batubara itu, pemerintah juga dipandang perlu untuk menguatkan sumber PDB lainnya, yaitu konsumsi domestik dan Investasi. Gas, dinilai Elvi, sebagai sumber daya yang layak untuk diperhatikan."Dubes Spanyol, mendapat laporan dari pengusaha Spanyol. Ternyata sumber gas alam terbesar di Indonesia itu, mungkin di dunia, itu adanya di provinsi Jambi. Mereka sudah mulai survei ke Jambi, tetapi ketika mau eksekusi dengan Gubernur, mereka terkendala aturan bahwa semuanya harus melalui Pusat," kata Elvi.Oleh sebab itu, kata Elvi mendorong agar pemerintah pusat bersama DPR segera mengatur kembali aturan-aturan dan regulasi terkait investasi di daerah, agar ekonomi tetap tumbuh."Sudah saatnya pemerintah memberikan jalan yang lebih pendek sehingga tidak perlu berliku-liku di pusat," pungkas Elvi.***