PADA 5 Agustus 2022 yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau merilis angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau triwulan II tahun 2022 (https://riau.bps.go.id/). Melalui rilis tersebut terlihat bahwa Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekonomi secara year on year (yoy) sebesar 4,88 %.  Angka ini berarti lebih tinggi dari angka pertumbuhan triwulan I 2022 yang sebesar 4,72 %.

Fenomena ini memang bukan menjadi monopoli Provinsi Riau saja, karena banyak provinsi lain di Indonesia yang juga mencatatkan pertumbuhan serupa. Bahkan secara nasional ekonomi juga tumbuh secara yoy sebesar 5,44 %, yang berarti lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2022 yang sebesar 5,01%. Pertumbuhan ini secara nasional dipicu oleh masih surplusnya neraca perdagangan Indonesia (https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2415322.aspx), serta masih positifnya sektor-sektor utama perekonomian nasional, seperti pertanian, industri, pertambangan, perdagangan, transportasi dan angkutan (https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/08/05/1913/ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2022-tumbuh-5-44-persen--y-on-y-.html).

Potret Pertumbuhan Provinsi Riau

Dari sisi lapangan usaha struktur ekonomi Riau ditopang oleh 4 sektor utama, yaitu industri pengolahan, pertanian, pertambangan dan perdagangan. Dimana share sektor industri pengolahan triwulan II 2021 sebesar 26,19%, sektor pertambangan sebesar 24,40%, sektor pertanian sebesar 24,34%, dan sektor perdagangan sebesar 10,64 %.

Pertumbuhan positif ekonomi Provinsi Riau pada Triwulan II 2022, baik secara qtoq sebesar 0,29% maupun yoy sebesar 4,88%, dipicu pertumbuhan hampir di semua sektor ekonomi, khususnya pada ke 4 sektor utama tersebut, dimana secara yoy sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 2,24 %, sektor pertambangan tumbuh sebesar 1,31%, sektor pertanian tumbuh sebesar 2,45%, dan sektor perdagangan tumbuh sebesar 26,24%.

Tumbuhnya sektor industri pengolahan tidak terlepas dari kinerja 2 sub sektor utamanya, yaitu sub sektor industri makanan/minuman serta sub sektor industri kertas/pulp. Sub sektor industri makanan yang di dominasi oleh industri CPO tetap berkinerja positif di tengah adanya larangan ekspor CPO pada bulan mei yang lalu, karena proses produksi tetap tumbuh positif untuk memenuhi kebutuhan domestik, di samping juga untuk menghasilkan barang-barang turunan CPO yang dibutuhkan oleh sub sektor industri lanjutannya.

Sementara sub sektor industri kertas/pulp juga tumbuh secara positif , hal ini sejalan dengan tumbuhnya ekspor untuk komoditas kertas yang juga tumbuh secara positif.

Sektor perdangangan pada triwulan II 2022 tumbuh cukup signifikan secara yoy sebesar 26,24%. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini ditopang oleh kinerja perdagangan kendaraan roda 2 dan 4.

Pertumbuhan pembelian kendaraan roda 4 dan roda 2 (baik baru maupun bekas) oleh rumah tangga di Riau terlihat dari pengurusan Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor I dan II. Pertumbuhan pembelian kendaraan roda 4 dan roda 2 (baik baru maupun bekas) oleh rumah tangga di Riau terlihat dari pengurusan Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor I dan II.

Pada triwulan II 2022, secara yoy pertumbuhan BBN KB I dan II untuk kendaraan plat hitam roda 2 maupun roda 4 jenis minibus secara yoy tumbuh secara sangat  signifikan.

Peningkatan penjualan kendaraan roda 4 oleh rumahtangga diduga disebabkan karena adanya kebijakan dibolehkannya mudik dan libur lebaran, yang bertepatan dengan sedang naiknya rata-rata harga TBS selama beberapa bulan sebelumnya.

Kedua hal tersebut mendorong rumah tangga melakukan pembelian kendaraan roda 4, baik baru maupun bekas. Sedangkan peningkatan penjualan roda 2 oleh rumah tangga diduga disebabkan karena kebijakan pembelajaran tatap muka secara offline pada tahun ajaran baru 2022, yang mendorong rumah tangga membeli kendaraan roda 2 sebagai sarana transportasi anggota rumah tangganya yang sekolah/kuliah.

Sementara dari sisi pengeluaran, PDRB Riau di dominasi oleh 3 komponen utama, yaitu konsumsi rumahtangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor luar negeri. Pada triwulan II 2022, share komponen konsumsi rumah tangga sebesar 33,43%, komponen PMTB sebesar 32,80%, dan komponen ekspor luar negeri sebesar 30,76%.

Ketiga komponen ini mengalami pertumbuhan positif secara yoy masing-masing sebesar 5,15%, 11,04% dan 2,59%. Kinerja positif konsumsi rumahtangga pada triwulan II 2022 tidak terlepas dari peningkatan harga tandan buah sawit (TBS) pada hampir sepanjang semester pertama tahun 2022, ditambah dengan adanya kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat seiring melandainya kasus Covid-19, dan puncaknya ketika diperbolehkannya mobilitas mudik dan libur lebaran.

Sementara komponen pembentukan modal tetap bruto yang mencerminkan geliat investasi di provinsi Riau mengalami pertumbuhan positif karena didorong oleh adanya peningkatan pembangunan fisik, belanja modal pemerintah yang meningkat baik pada sub komponen bangunan maupun non bangunan, serta meningkatnya impor barang modal ke provinsi Riau. Sedangkan komponen ekspor masih tumbuh secarakarena didorong oleh peningkatan ekspor komoditas hasil pengilangan migas serta ekspor komoditas kertas/pulp. 

Tumbuh Positif di Tengah Krisis

Tetap tumbuh positifnya ekonomi Riau pada triwulan II 2022 tentu menjadi ''kado'' bagi Provinsi Riau yang merayakan hari jadinya yang ke-65 pada 9 Agustus 2022. Kenapa demikian? Karena perekonomian Riau ini tumbuh di tengah krisis yang belum selesai.

Krisis kesehatan global dengan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya dinyatakan selesai, bahkan ada kekhawatiran akan naiknya kembali kasus Covid-19 dengan kemungkinan munculnya varian virus yang baru.

Begitu juga krisis ekonomi global yang dipicu oleh pandemi yang berlangsung lama, diperparah dengan krisis keamanan global dengan meledaknya perang Rusia-Ukraina.

Maka, di tengah kepungan krisis yang masih melanda, pertumbuhan ekonomi yang positif ini sungguh merupakan anugerah yang patut disyukuri, apalagi bertepatan dengan hari jadi ke-65 Provinsi Riau.

Hilirasi Industri dan Penguatan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Kreatifitas

Akan tetapi, ekonomi Riau yang masih didominasi oleh komoditas sawit dan migas dengan orientasi ekspor, memang masih menghadapi banyak tantangan ke depan, terutama jika permintaan pasar dunia terhadap kedua komoditas ini mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Apalagi saat ini pasar global sedang gonjang ganjing disebabkan berbagai faktor, mulai dari pandemi kesehatan yang menyebabkan semua negara mere-alokasi anggaran pembangunannya ke sektor kesehatan, kemudian berimplikasi kepada krisis politik yang melanda berbagai negara, sampai potensi konflik militer di berbagai kawasan.

Presiden Jokowi pada hari Jumat 5 Agustus 2022 pada saat pembukaan silaturahim Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat di Sentul Bogor menyatakan bahwa berdasarkan informasi dari PBB dan IMF, ekonomi dunia akan memasuki masa ''gelap'' pada tahun 2023 yang akan datang.

Di tengah ekonomi Riau yang masih homogen dengan kontribusi besar dari komoditas sawit dan migas, kebijakan hilirisasi industri sawit di Riau bisa menjadi pilihan jangka menengah yang harus terus didorong, agar nilai tambah ekonomi dari komoditas sawit bagi Riau bisa ditingkatkan secara signifikan.

Di samping itu, mendorong penguatan ekonomi berbasis inovasi kreatif, baik pada skala home industry maupun corporate juga menjadi terobosan lain yang harus terus didorong.

Selamat untuk Provinsi Riau yang memperingati hari jadi ke-65 pada 9 Agustus 2022. Semoga semakin berjaya di masa depan.***

Muji Basuki Statistisi di BPS Provinsi Riau.