PEKANBARU, GORIAU.COM - Tak kunjung teratasinya bencana kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di wilayah Sumatera dan Kalimantan, memaksa Indonesia memanggil pesawat legendaris bom air milik Rusia, yakni Amphibi Beriev Be-200, yang dijadwalkan tiba Rabu (21/10/2015).

Seiring dengan pulangnya pesawat bom air bantuan Malaysia dan Australia, Senin (19/10/2015), yakni Pesawat Bombardier dari Malaysia dan Hercules dari Australia yang sudah mengakhiri tugasnya selama lima hari di Indonesia, membuat upaya pemadaman titik lahan dan hutan yang terbakar jadi berkurang.

Dengan ditariknya bantuan asing tersebut, praktis untuk operasi udara di Sumatera Selatan hanya melibatkan 11 unit helikopter dan pesawat untuk water bombing dan hujan buatan, yaitu 10 unit dari Indonesia dan 1 unit dari Singapura.

Maka untuk menambah daya gempur water bombing, maka Pemerintah Indonesia mendatangkan dua unit pesawat Amphibi Beriev Be-200 asal Rusia, beserta 20 personil crew pesawat. "Rencana pesawat akan mendarat‎ Rabu besok. Pada hari ini tim aju dari Kedubes Rusia telah berada di Palembang," sebut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB‎, Sutopo Purwo Nugroho.

Pesawat Be-200 merupakan pesawat amphibi yang legendaris untuk water bombing, dan memiliki kapasitas angkut 12.000 liter. Pesawat ini bisa mengambil air di sungai, danau atau laut. "Indonesia pernah menggunakan pesawat ini untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan tahun 2007," ujar dia.

Untuk strategi water bombing, maka dua pesawat Air Tractor dipindahkan ke Pangkal Pinang. Pemindahan homebased ini untuk memudahkan operasi, karena Lanud Palembang sering tertutup asap sehingga jarak pandang pendek dan pesawat tidak bisa terbang.

"Tiga unit mobil tangki, tandon air kapasitas 5.000 liter, bahan kimia dan lainnya telah disiapkan di Pangkal Pinang," tutup dia melalui pesan Blackberry massager, Selasa (20/10/2015) sore. (had)