SELATPANJANG, GORIAU.COM - Seluruh masyarakat sub Etnik Batak Toba yang ada di ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti membubuhkan tandatangan di atas kertas, sebagai bentuk penolakan atas pembentukan pengurus Ikatan Keluarga Batak Riau Kepulauan Meranti yang menurut masyarakat ini hanya dibentuk oleh belasan orang saja.

Begitu juga dengan pembentukan Perbato (Persatuan Batak Toba) yang dilakukan dua orang yang mengatakan sebagai ketua dan menjadi prasyarat untuk mendirikan kepengurusan IKBR itu. Hal itu juga mendapat tantangan dari masyarakat Sub Etnik Batak Toba yang ada di Selatpanjang dengan membubuhkan tandatangan seraya minta kepada pemerintah kabupaten agar tidak mengakomodir kepengurusan IKBR Kepulauan Meranti tersebut yang dinilai dibentuk hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu saja.

W. Sihombing bersama dan Sitompul, Jumat (18/1/2013) kemarin mengatakan, surat tersebut ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk tidak mengakui keberadaan kepengurusan IKBR Kepulauan Meranti yang dibentuk tersebut. Sebab jika hal itu dilegalkan maka kami menilai pemerintah tidak menghendaki kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Batak yang ada di Kepulauan Meranti.

''Kami sebagai orang batak tidak akan mengangganggap kepengurusan IKBR Kepulauan Meranti itu sebagai pengurus resmi. Sebab pembentukan kepengurusan IKBR harus berdasarkan musyawarah yang dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat. Sementara kepengurusan IKBR Kepulauan Meranti itu hanya dipilih tidak lebih dari 8 orang saja. Kami sangat terkejut tiba-tiba muncul informasi yang mengatakan sudah ada ketua IKBR maupun ketua Perbato. Inilah yang kami tidak bisa terima sehingga rencana mereka akan meresmikannya kita anggap illegal,” tegas Hombing.

Selain itu diungkapkan lagi, salah satu anggota DPRD Kepulauan Meranti, Pendi yang diyakini mendukung pembentukan kepengurusan IKBR Kepulauan Meranti itu juga dihimbau agar tidak mendukung cara-cara yang tidak benar dalam mendidirikan organisasi paguyuban masyarakat Batak. Pendi tidak akan tahu bagaimana sejarah pembentukan IKBR tersebut tahun 2000 lalu di ibukota Provinsi Riau. Sehingga ada tawaran dari segelintir orang untuk membentuk organisasi tersebut langsung ditelan mentah-mentah.

Sebagai anggota dewan terhormat, mestinya tidak langsung memberikan dukungan kepada orang-orang yang belum jelas kepribadiannya itu. Hombing melalui Haluan Riau minta agar Pendi tidak turut mendukung IKBR yang dibentuk secara tidak sah tersebut. Sebab jika itu didukung, berarti Pendi harus bertanggungjawab jika terjadi perpecahan di antara masyarakat Batak yang ada di Kepulauan Meranti.

Hombing menegaskan, kalau benar Pendi sebagai orang Batak harusnya bisa menganalisa kenapa ada gerakan penolakan terhadap kepengurusan yang dibentuk tersebut. Namun kalau ia tidak orang Batak jangan campuri organisasi Batak, apalagi untuk menceraiberaikan komunitas Batak.

''Di sisi lain, bahwa masyarakat Batak masih mengingat ucapan yang keluar dari mulut Jani Pasaribu sendiri yang pernah mengatakan, ketika pembentukan IKBR Selatpanjang beberapa tahun silam saat mau disertakan pada pembentukan kepengurusan mengatakan nama mereka tidak usah dicantumkan dalam jajaran kepengurusan IKBR itu. Lalu sekarang tiba-tiba ia berambisi untuk menjadi ketua IKBR, ada apa dibalik itu semua, “tanya Hombing.

Sementara itu Sitompul juga menambahkan, bahwa yang mengaku ketua IKBR inipun sebelumnya juga terlibat dalam permasalahan pengadaan tanah wakaf bagi masyarakat agama Kristen. Masalah tanah pekuburan itu sendiripun masih belum jelas, kemana dana yang diberikan Pemerintah Kabupaten Bengkalis beberapa tahun silam itu. Berapa besarnya dan digunakan untuk apa juga belum jelas. Masalah ini juga akan dipertanyakan masyarakat Batak yang ada di Meranti, sehingga mereka yang terlibat dalam kepengurusan tanah wakaf itu harus dijelaskan dan dipertanggungjawaban di hadapan masyarakat orang batak di Meranti.

''Bagaimana ending dari pengadaan tanah wakaf yang seluas 2 Ha itu, sebab informasinya kita dapatkan bahwa sepatuhnya telah dikuasai atas nama pribadi,”imbuh Sitompul penasaran. (***/kpt//rls)