SELATPANJANG – Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti, Sopandi meminta kepada Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar untuk menambah normalisasi Sungai Sendaur, Kecamatan Rangsang Barat di tahun depan (2023).

"Walaupun tahun ini akan ada progaram normalisasi sungai sepanjang 2 KM dari Pemprov Riau, tetapi masyarakat mengharapkan program ini harus tuntas sampai ke hulu sungai, kalau tidak dikerjakan sampai ke hulu maka air asin akan tetap membanjiri areal persawahan, perkebunan dan pemukiman masyarakat," ujar Sopandi, Minggu (10/4/2022).

Dijelaskan Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Meranti itu bahwa dengan panjang sungai Sendaur 8 KM yang membentang sepanjang areal persawahan di Rangsang Barat yang melintas di 3 desa yaitu Desa Bina maju, Sendaur dan Mekar Baru, akibat tidak adanya lagi program normalisasi sungai, maka sungai Sendaur semakin lama semakin mendangkal dan mengakibat naiknya permukaan lumpur di dasar sungai.

"Sehingga air asin yang masuk dari laut akan melimpah di sekitar sungai termasuk daerah persawahan warga, kebun pinang dan areal pemukiman masyarakat," jelasnya.

GoRiau Kondisi Sungai Sendaur di Rang
Kondisi Sungai Sendaur di Rangsang Barat yang semakin lama semakin mendangkal dan mengakibat naiknya permukaan lumpur di dasar sungai, (foto: istimewa).

Sopandi juga mengaku telah melihat langsung di lapangan terkait kondisi sungai sudah ditumbuhi rumput bahkan sudah ditumbuhi pohon mangrove yang menjalar sampai ketengah sungai akibat sendimen yang menahun, sehingga air sungai akan meluah ke daerah persawahan, perkebunan dan pemukiman warga.

"Normalisasi sungai yang dikerjakan oleh Pemprov Riau tahun ini sepanjang 2 KM tidak mungkin akan mengurangi banjir jika musim hujan atau musim air pasang laut datang, saya minta agar Gubernur Riau yang pernah datang ke Desa Bina Maju Rangsang Barat belum lama ini tentu tahu kondisi di lapangan agar tahun depan ditambah lagi volume panjang normalisasi sungai Sendaur sehingga masyarakat tidak rugi lagi dengan hasil panen pertanian bahkan perkebunan," ujar Sopandi Anggota DPRD dari Fraksi PAN ini.

Hal senada juga disampaikan salah satu kelompok tani di Dusun Parit Kasih, Kormin bahwa selain normalisasi sungai Sendaur pihaknya juga minta agar tanggul di Parit Cinta di Desa Bina Maju agar direhab juga.

"Selama ini kami hanya mengandalkan swadaya agar air asin tidak tumpah ke sawah kami," ujar Kormin.

Selanjutnya Iman, salah satu petani dari Desa Sendaur Rangsang Pesisir, membeberkan bahwa semenjak mendangkalnya Sungai Sendaur dan mengakibatkan banjir yang menghabiskan lahan pertanian padi petani.

"Hasil panen pun tidak seberapa tidak seperti dulu lagi, bibit padi yang ditanam juga harus sesuai varietas yang cocok, kalau tidak hasil pun tidak maksimal. Kami minta agar pemerintah propinsi Riau mendengar keluhan kami," harapnya.

Untuk diketahui, adapun luas lahan yang tergenang Air Asin dari tahun 2020-2021 di Kecamatan Rangsang Barat yakni, lahan persawahan seluas 100 ha, perkebunan Kelapa 70 ha, permukiman warga 52 rumah, tanggul terlimpahkan 8 Km, untuk fisik tanggul hanya dengan ketinggian 30-40 Cm, sedangkan ketinggian Air Asin di atas tanggul yakni mencapai 30-50 Cm.***