PEKANBARU -Mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Riau, Marwan Yohanis memberi kesaksian terkait kepindahan Taufik Arrakhman ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan, Taufik pernah meminta pendapat Marwan.

"Saya tidak mau berbohong, sebelum pindah, kami sempat berkomunikasi dan bahkan tidak sekali dua kali," kata Marwan kepada GoRiau.com, Senin (5/4/2021).

Diceritakan dia, sekitar dua bulan yang lalu, Taufik pernah menyatakan keinginan dia untuk meninggalkan Gerindra, karena Taufik beralasan ada beberapa 'jalan' yang menghambat dia untuk bergerak.

"Dia kan masuk Gerindra dulu sama saya, makanya dia minta pandangan saya. Dan saya beri pandangan pribadi saya, kalau ditanya kejujuran, saya sangat ingin dia bertahan, tapi dia bercerita bahwa dia menemui jalan yang tidak bisa dilewati," ujarnya.

Marwan mengaku melihat dinamika ini dalam kacamata positif. Bahkan, pada saat muncul berita tentang kepindahan Taufik ke PKB, Marwan langsung menghubungi Taufik untuk mengucapkan selamat karena diberi amanah sebagai 'Kepala Kantor Cabang Gerindra di PKB'.

Lebih jauh, Marwan menyampaikan bahwa dia memahami apa yang dirasakan Taufik saat ini, karena bagaimanapun dia pernah berada di posisi Taufik ketika masih berada di Partai Golkar.

"Itulah dinamika politik. Jujur, saya pernah mengalami hal yang sama, saya dikeluarkan dari Golkar dan pindah ke Gerindra," tuturnya.

Dia menganalogikan dirinya ketika itu sedang menumpang mobil dari Taluk Kuantan ke Pekanbaru, tapi ketika sampai di Lipat Kain dia disuruh karena ada keluarga sopir yang ingin berangkat juga ke Pekanbaru.

"Mau tidak mau saya harus turun, dan kondisinya itu sudah gelap, hujan dan tengah malam pula," katanya.

Di saat yang bersamaan, muncullah mobil baru bermerk 'Garuda' yang punya bangku kosong, dan Marwan ditawari untuk menumpang mobil tersebut. Dia menerima karena tujuannya sama-sama Pekanbaru.

"Saya coba naik, dalam pikiran saya, yang penting tujuannya sampai. Pemilik mobil ternyata melihat bahwa saya mampu mengemudi mobil itu, dan saya dikasih sopir," terangnya.

"Apakah (kepergian Taufik) menjadi warning atau tidak, bagi saya, di partai manapun ketika ada kader yang berpindah, itu tentu menjadi peringatan bagi partai tersebut. Tapi saya melihat bahwa ini merupakan 'human Investment' Gerindra untuk kesejahteraan rakyat," tutupnya. ***