PEKANBARU - Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat pemerintah pusat membatasi impor bahan baku. Pembatasan impor itu turut berdampak pada rencana pembangunan proyek strategis nasional (PSN).

Pemerintah pusat rencananya akan menunda pelaksanaan kegiatan PSN di bidang listrik dan perhubungan. Sebab, pembangunan di kedua bidang itu membutuhkan bahan impor yang cukup tinggi. Lalu, bagaimana dengan Riau?

Asisten II Setdaprov Riau, Masperi mengatakan, bahwa Provinsi Riau sejatinya mendapat jatah 11 PSN. Hanya saja, baru ada dua PSN yang berada dalam tahap pelaksanaan yakni Tol Pekanbaru-Dumai dan Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET).

Kemudian, dua lainnya yang masih berada ditahap perencanaan yaitu Waduk Lompatan Harimau dan Pelabuhan Tanjung Buton. 

Sisanya, tujuh PSN lagi masih berada di tahap proses pengambilan kebijakan di pemerintah pusat, yaitu Tol Dumai-Rantau Prapat Medan, Tol Pekanbaru-Bukittinggi dan Tol Pelanbaru - Jambi.

"Yang sudah action sama kita itu Tol Pekanbaru-Dumai dan JTET. Kalau JTET itu PLN, sekarang dalam penetapan lokasi yaitu Peranap dan Perawang. Setelah itu akan ditindaklanjuti panitia pengadaan lahan, tanahnya bukan sama kita lagi," kata Masperi di Pekanbaru, Jumat (7/9/2018).

Terkait Tol Pekanbaru - Dumai, Masperi memastikan pembangunan proyek tersebut tetap berjalan seperti yang direncanakan. Yang mana, proges fisiknya di seksi satu sudah mencapai 8,4 persen, sedangkan untuk pembebasan lahan 86 persen.

Kendati demikian, ia tidak memungkiri bahwa pihaknya masih menemui kendala, diantaranya terkait pembebasan kawasan hutan, barang milik negara (BMN), dan konsesi Chevron yang dikuasi masyarakat.

"Persoalan itu sekarang dalam proses. Tapi pekerjaan tol masih berlangsung di lapangan. Kalau kabar penundaan PSN belum ada ya saya dengar," tuturnya. ***