PEKANBARU - Provinsi Riau terpilih menjadi provinsi yang mewakili wilayah barat sebagai pilot project Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) di Indonesia.

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Guntur Sakti mengatakan, bahwa Riau terpilih menjadi pilot project MKK dikarena dinilai telah mewakili karakteristik bencana ritual tahunan untuk wilayah barat yaitu peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Hampir setiap tahun ada kabut asap. Dan mengapa Riau kita anggap penting, karena Riau termasuk salah satu provinsi yang berada dalam border area berdampingan dan bertetangga dengan negara seberang yang menjadi market share pariwisata Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Maka dari itu di tetapkan Riau mewakili Indonesia wilayah barat," kata Guntur saat memberikan kata sambutan pada rapat kordinasi manajemen krisis kepariwisataan provinsi Riau di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah Provinsi Riau, Kamis (14/11/2019).

Adapun tiga wilayah yang ditunjuk sebagai pilot project MKK oleh pemerintah yaitu Lombok, Jawa Barat dan Riau. Di mana, ketiga wilayah tersebut memiliki permasalahan daerah yang berbeda-beda.

Khusus untuk Riau, lanjut Guntur, pemerintah memandang Riau bukan dari krisis pariwisatanya, melainkan permasalahan yang ditimbulkan akibat terjadinya karhutla yang menghambat kunjungan pariwisata.

"Inilah krisis yang terjadi di Riau yang menyebabkan berkurangnya kunjungan wisata. Ini akibat dampak yang timbul terjadinya bencana tersebut," tambahnya.

Untuk itu lah manajemen pariwisata ini harus hadir menjadi media integral manajemen pembangunan pariwisata Indonesia.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, terima tidak terima. Menajemen ini harus hadir menjadi media integral manajemen pembangunan pariwisata Indonesia," tambahnya.***