PEKANBARU – Pasca vakum selama dua tahun tak bergerak maksimal, Ikatan Mahasiswa Minangkabau UIN Suska (Imamika) kembali merapatkan barisan dalam menjalankan semangat organisasi.

Hal tersebut terlihat dalam acara 'Imamika Maramu' yang dilaksanakan di GOR Walet Puti, Jalan Suka Jaya, Kubang Raya, Kampar, Sabtu sore (18/6/2022).

Ketua Panitia Pelaksana, Arif Aulia Devid, mengucapkan terimakasih kepada anggota dan para pengurus Imamika yang turut hadir dalam acara yang sangat sederhana ini.

"Ini acara yang sangat sederhana dan apa adanya, tapi inilah upaya kami dari Imamika untuk menyatukan mahasiswa-mahasiswa minang yang ada di UIN Suska, sesuai tema kita 'sasusun bak siriah, sarumpun bak sarai'," kata Aif.

Sementara itu, Ketua Imamika, Aldi Prima, menambahkan, dalam acara ini pihaknya mengundang langsung sejumlah senior di Imamika, untuk mendengarkan langsung pemaparan dari para senior.

"Saya baru saja ditunjuk sebagai ketua, setelah vakum dua tahun akibat pandemi, mahasiswa belajar online dan sangat sulit membuat kegiatan yang sifatnya fisik, makanya kita mau pertemukan antara pengurus Imamika dengan para senior," ujarnya.

'Imamika Maramu', jelasnya, merupakan acara dimana para pengurus menerima banyak masukan dari semua pihak termasuk para senior, agar bisa membesarkan Imamika kedepannya.

"Nanti yang menjadi masukan dari senior, dari hasil diskusi kita, akan menjadi perhatian kita kedepannya. Kalau diistilahkan lagi, ini acara temu ramah," sambungnya.

Salah seorang senior, Firdaus, menyampaikan harapan kepada para pengurus Imamika untuk menjaga kekompakan dan kesolidan, karena Imamika adalah wadah bagi anak-anak minang yang berkuliah di UIN Suska.

Dia juga menceritakan bahwa munculnya Imamika diawali dari bencana alam yang terjadi di Sumatera Barat, dan beberapa mahasiswa berlatarbelakang Minangkabau langsung tergerak melakukan aksi.

"Aksi sosial kami sukses, dan para inisiator waktu itu berpikir bahwa perlu ada wadah untuk menyatukan kita, jadi tidak hanya sebatas aksi sosial pas bencana saja. Tapi ada manfaat-manfaat lain yang bisa didapat," katanya.

Senior lainnya, Arief Nur Hakim, menambahkan, semangat Imamika adalah semangat kebersamaan, dan Imamika bukan organisasi yang 'profit oriented'. Sehingga, semua harus membesarkan Imamika tanpa mengharapkan keuntungan materi.

'Saya masih ingat dulu, kami buka stand saat penerimaan mahasiswa baru, begitu kami memperkenalkan Imamika, tidak ada keuntungan apapun dari segi materi. Tapi karena semangat silaturahmi, kami tidak merasa terbebani sama sekali, bahkan sangat puas," ujarnya.

Sementara itu, senior lainnya, Hasbullah Tanjung, mengapresiasi acara ini karena memang roh dari Imamika adalah persaudaraan. Apalagi, populasi anak Minang di UIN Suska cukup banyak, dan ini perlu wadah untuk mengumpulkan mereka yang 'taserak' ini.

Dia juga mengapresiasi penampilan 'Balega' yang dipamerkan oleh Anggota Imamika. Dimana, menurutnya Balega masih kurang familiar di kalangan anak minang, terutama yang lahir dan besar di rantau.

GoRiau Pelakon Kesenian Balega.
Pelakon Kesenian Balega.
"Saya selalu tekankan kepada semua pengurus, jadikan Imamika sebagai ruang diskusi, bertukar pikiran tentang keminangan. Pahami nilai-nilai keminangan, dan aplikasikan nilai-nilai itu di kampus UIN Suska, itulah makna dari tagline 'Minangkan UIN Suska'. Karena menyampaikan kebaikan adalah tugas kita semua," tambahnya. ***