JAKARTA - Prof Dr Atta-ur-Rahman, ahli kimia murni asal Pakistan, mengatakan, virus corona kemungkinan diproduksi di laboratorium militer Amerika Serikat.

Dikutip dari merdeka.com, menurut Rahman, virus corona dengan tingkat penularan sangat tinggi tak serta merta muncul secara alami melalui mutasi, tetapi kemungkinan diproduksi di laboratorium yang disiapkan sebagai senjata biologi.

Ilmuwan yang mendapat gelar PhD dan ScD kimia murni dari King's College, Cambridge tersebut menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah wawancara pada Ahad saat ditanya tentang pandemi Covid-19 yang telah menewaskan sekitar 35.000 orang dan menginfeksi lebih dari 737.000 orang di seluruh dunia.

Saat ditanya, apakah virus ini senjata biologi, Rahman mengatakan, ''Mungkin saja virus yang ada telah dimodifikasi secara sintaksis dan dikembangkan menjadi senjata biologis.''

''Ada sejumlah bukti bahwa Amerika Serikat mengerjakan senjata biologi di sebuah laboratorium. Laboratorium itu ditutup karena ada kebocoran. Itu laboratorium militer,'' jelasnya, dikutip dari Press TV, Selasa (31/3).

Kepala Gugus Tugas Nasional Bidang Iptek yang dibentuk Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ini mengatakan, ada juga bukti virus ini tidak berasal dari Wuhan, China, tapi dikembangkan di laboratorium tertentu di Barat, termasuk sebuah lab di Inggris dan AS.

''Lab-lab ini terlibat dalam program senjata biologi,'' tudingnya.

Mengutip mantan Dubes Pakistan untuk PBB, Abdullah Hussain Haroon, Atta-ur-Rahman mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengalahkan China, dan ini adalah rencana jahat.

Dia menambahkan, hal ini tak bisa ditutupi lama-lama dan orang-orang di belakangnya akan terungkap.

Awal bulan ini, seorang mantan spesialis anti-terorisme Amerika dan pejabat intelijen militer CIA mengatakan virus corona ''diproduksi di laboratorium, mungkin sebagai agen perang biologis.''

Beberapa laporan memberi kesan bahwa ada komponen virus yang terkait dengan HIV yang tidak mungkin terjadi secara alami. Jika benar bahwa virus telah dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dijadikan senjata, itu akan lebih jauh menunjukkan bahwa keluarnya dari Institut Virologi Wuhan dan masuk ke populasi hewan dan manusia bisa saja tidak disengaja.

''Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu sadar bahwa 'kebocoran' dari laboratorium sering terjadi,'' tulis Philip Giraldi dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Strategic Culture Foundation pada 5 Maret.

Bukan dari Pasar Wuhan

Sejak awal kemunculannya, wabah corona sudah memicu banyak perbincangan di dunia maya. Media AS berkeras corona bermula dari sebuah pasar makanan laut di Kota Wuhan, China pada Desember lalu.

Namun kini ahli kesehatan asal Amerika pun mengakui virus corona bukan berasal dari pasar makanan laut itu.

Kementerian Luar Negeri China tidak membantah kemungkinan AS yang bertanggung jawab atas penyebaran virus corona di China.

Kementerian Luar Negeri China juga memberi kesan militer AS-lah yang membawa virus corona ke Kota Wuhan pada Oktober tahun lalu ketika 300 tentara AS ikut serta dalam kompetisi permainan perang internasional yang diadakan di kota itu.***