SELATPANJANG - Setelah melihat kondisi kehidupan sehari-hari Suparno Darmin (60) warga Desa Insit, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti yang sangat memprihatinkan, PPL Tebingtinggi Barat bantu menggarap lahannya.

Aksi sosial 'sehari bersama petani' oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kabupaten Kepulauan Meranti ini juga disambut baik oleh pihak desa dan kecamatan maupun kabupaten.

Raut bahagia terpancar di wajah pasangan suami istri Suparno dan Masinem (55) asal Dumai ini. Betapa tidak, selain membantu menggarap lahan dengan 2 unit Kontivator, sebanyak 13 PPL Tebingtinggi Barat dan satu dokter hewan itu juga langsung menanam lahan seluas 20x20 meter itu dengan Cabe, Kacang dan Labu serta berbagai macam bibit lainnya.

Sebagaimana disampaikan koordinator lapangan (Korlap), Jony Isnawan alias JJ, kepada GoRiau.com, Kamis (12/3/2020) sore, bahwa aksi sosial sehari bersama petani ini baru pertama kali dilaksanakan.

"Ya baru pertamakali kita lakukan dan ini merupakan inisiatif atas kesepakatan bersama kawan-kawan, namun kedepan rencananya akan kita laksanakan setiap tiga bulan sekali dengan sasaran terhadap petani yang betul-betul membutuhkan, seperti pak Suparno ini," ujarnya.

JJ juga berharap dukungan dari Pemda Kepulauan Meranti agar petani yang betul-betul membutuhkan tersebut bisa terbantu, kemudian pihaknya juga berharap ada donatur tetap sehingga program ini bisa berjalan dengan maksimal.

"Selain bantu tenaga dan bibit, kita juga bantu materi lainnya semampu yang kita bisa karena kita masih patungan. Mudah-mudahan kedepan ada donatur tetap yang bisa membantu meringankan beban para petani yang betul-betul membutuhkan ini," harapnya.

Dalam kesempatan itu, Masinem mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu meringankan beban keluarganya.

"Alhamdulillah dibantu, tentunya kami sangat berterimakasih. Saya sama bapak (suaminya) memang sudah tidak kuat lagi, namun tetap kami lakukan karena itulah mata pencaharian kami," ujar Masinem saat duduk di pintu 'istananya' yang beratapkan daun rumbia dan mulai bocor itu.

Dibeberkan ibu dari empat anak ini, untuk kebutuhan sehari-hari hanya dengan mengandalkan jualan sayur.

"Hasil jualan sayur kadang Rp25 ribu dan ada juga sampai Rp30 ribu. Kalau ikan jarang beli soalnya kalau turun ke laut (laut insit) orangnya baik-baik dan sering dikasi," bebernya.

Selain pekerjaannya sebagai petani yang penghasilannya pas-pasan, pasutri ini juga melakoni pekerjaan sambilan yakni mencari belongan (siput) di pantai.

"Kalau belum ada hasil taninya ya cari belongan bikin sate untuk makan, kadang anak juga bantu antarkan makanan buat kita," akunya wanita yang telah menetap di Desa Insit sejak 2017 lalu. ***