PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Indragiri Hulu - Kuansing, Marwan Yohanis meminta keseriusan Pemerintah dalam mengatasi persoalan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sepanjang sungai Indragiri.

Dikatakan Marwan, persoalan PETI ini terus menjadi keluhan masyarakat setiap tahunnya, sayangnya penanganan yang dilakukan instansi terkait terkesan hilang timbul.

"PETI ini hilang timbul, kalau aparat sudah turun hilang dia. Nanti ada gejolak di masyarakat, muncul lagi dia. Jadi tak ada ujungnya, karena efek jera juga tidak ada," kata Politisi Gerindra ini kepada GoRiau.com, Selasa (4/8/2020).

Kalau memang Pemerintah mau serius memberantas PETI ini, harusnya ketika aparat turun, di sita alat tambangnya dan beri efek jera kepada pelakunya.

"Saya melihat tidak ada keseriusan, kenapa saya katakan begitu? Kalau hari ini didatangi, besok mereka muncul lagi. Bahkan, kadang alatnya sudah hilang sebelum aparat turun. Mungkin ini karena sanksi yang tak tegas atau memang ada faktor lain?" tegasnya.

"Kita tak mau hal yang merusak lingkungan seperti ini bisa merusak moral masyarakat, ini harus ditindak tegas. Kegiatan ini sudah dilakukan terang-terangan, tapi belum juga selesai," pungkasnya.

Padahal, dampak yang diakibatkan oleh PETI ini sangat luar biasa, mulai dari masyarakat yang tak bisa minum dan mandi menggunakan air sungai, hingga ikan yang mati akibat pencemaran lingkungan.

"Keluhan seperti ini harus segera direspon, masalahnya pemerintah memgatasi ini kalau bahasa kampung saya seperti malopeh batuok di tanggo," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Desa Marsawa Kecamatan Sentajo Raya, Kuansing kini hanya bisa bermimpi melihat air bendungan BBI Teso kembeli jernih dan ramai pengunjung lagi.

Sebab, dampak aktivitas PETI di sepanjang Bendungan BBI Teso membuat sungai menjadi keruh dan tercemar akibat limbah berbahaya.

Ironisnya, di bawah Bendungan BBI Teso ini ada tempat pembibitan ikan yang milik pemerintah yang membuat benih ikan banyak mati mengapung di sepanjang sungai. ***