SELATPANJANG - Pengurus National Paralympic Committe (NPC) Kepulauan Meranti diminta segera mencari atlet difabel yang berpotensi untuk persiapan sejumlah iven besar yang akan diselenggarakan tahun mendatang.

"Kalau bisa secepatnya cari atlet difabel yang memiliki kemampuan dasar berolahraga," tegas Ketua NPC Provinsi Riau, Jaya Kusuma, Selasa (22/9) malam di Grand Meranti Hotel, Jalan Banglas, Selatpanjang.

Saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Kepulauan Meranti Riau bersama rombongannya, Jaya Kusuma mengungkapkan ada atlet difabel mumpuni di Meranti yang pernah terdengar olehnya.

Kesempatan ini bisa jadi modal Meranti untuk menyiapkan atlet sebagai persiapan untuk dalam iven nasional Peparnas yang rencananya akan diselenggarakan di Papua pada tahun 2021. Bahkan sampai ke kancah internasional.

"Cari dia (atlet) itu. Minimal Meranti bisa menyumbangkan atlet, paling tidak dua orang. Kita ingin melihat kejayaan Meranti sebagai wadah yang menciptakan atlet difabel berprestasi di Riau. Bahkan nanti kuota atlet di Provinsi kita kurangi untuk kesempatan Meranti," ujarnya.

Tak hanya itu, dia pun memaklumi dengan kondisi Meranti yang saat ini dilanda sejumlah kendala, salah satu belum mendapat kucuran anggaran dari pemerintah daerah setempat. Mengingat saat ini dilanda Covid-19, sehingga semua urusan menjadi terkendala.

"Saya berharap dari pemerintah daerah setempat bisa lebih memperhatikan NPC Meranti sebagai organisasi olahraga difabel yang memiliki hak layaknya seperti saudara kita KONI. Apalagi kita sama memiliki payung hukum yang kuat dari undang-undang, sebagaimana pemerintah wajib memperjuangkan hak difabel dalam konteks olahraga," jelasnya.

Wakil Ketua NPC Kepulauan Meranti, Syamsidir akan berupaya lebih keras menyiapkan atlet difabel yang berpotensi untuk mengharumkan nama daerah. Memang ia sadari, pengurus Meranti mengalami sejumlah kendala baik dari pencarian bibit atlet hingga anggaran operasional yang masih nihil.

"InsyaAllah, dengan semangat ini kami akan menyiapkan atlet difabel yang mumpuni. Upaya ini merupakan niat ikhlas untuk memperjuangkan hak atau taraf hidup mereka (difabel) dalam berolahraga. Mereka sudah menjadi bagian dari kami," pungkas pria yang akrab disapa Atan itu.***