PEKANBARU - Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 serentak untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) tingkat DPR RI, Provinsi dan Kabupaten, serta Kota, juga DPD RI, diduga banyak kecurangan. Dimana total penghitungan jumlah suara banyak yang tidak sesuai.

Putra asli Kabupaten Rokan Hilir, Muhammad Maliki yang ikut maju menyuarakan aspirasi masyarakat Riau dalam kancah politik tahun ini, menilai pemilu serentak belum bisa maksimal dilaksanakan sesuai dengan harapan.

"Banyak hal-hal yang harus dibenahi dalam pemilu tahun ini, sebagai evaluasi untuk membenahinya. Dugaan banyaknya terjadi kecurangan, karena tidak fokusnya saksi dan panitia di TPS (Tempat Pemungutan Suara) akibat kelelahan," kata Muhammad Maliki kepada GoRiau.com, Senin (22/4/2019).

Akibat tidak fokusnya saksi dan panitia di TPS, dikatakan Maliki, dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sehingga, tidak hanya merugikan pasangan pilpres, juga merugikan individu calon legislatif (caleg).

"Contohnya saja, ada ditemukannya jumlah suara sebuah partai dalam pileg yang tidak sesuai ketika dijumlahkan. Misalnya, harusnya dibuat 13 suara, jadi 113 suara jumlahnya. Tentu ini butuh pengawasan dan ketelitian ekstra. Karena akan berdampak merugikan," ujar Maliki yang juga politisi Partai NasDem.

Menurut Maliki, terlalu banyaknya kertas suara membingungkan pemilih, sehingga menjadi bosan mana yang mau dipilihnya. Ditambah, kerja panitia semakin ribet, karena proses semakin panjang. Bahkan, dalam pemberitaan ditemukan panitia yang kelelahan, hingga meninggal dunia.

"Sebaiknya pemilu dipisahkan, antara pilpres atau pemilihan kepala daerah, dan pileg. Kemudian parlemen harus mengusulkan minimal paslon pilpres ataupun pilkada itu harus 3 calon, sehingga tidak memancing perpecahan ditengah masyarakat. Terlalu nampak perpecahan antara pemilih kubu 01 dengan kubu 02, yang dipertontonkan," ungkap Maliki.

Maliki yang juga seorang dokter ini berharap, pemilu kali ini menjadi evaluasi bersama untuk mempersatukan bangsa. Bukan lagi saling menyalahkan satu dengan lainnya. Tapi bagaimana membenahi carut marut demokrasi yang sangat melelahkan ini.

"Mari bersama-sama, kita saling bahu membahu membuat pemilu ini lebih baik kedepannya. Jangan lagi saling menyalahkan, tapi bagaimana membenahinya dengan penuh kedamaian dan aman. Buang perpecahan, kembali bersatu untuk Indonesia," jelas Maliki. ***