PEKANBARU - Kemajuan teknologi sudah terbukti berhasil membendung tindakan yang ditengarai bisa merusak hasil Pemilihan Gubernur Riau pada tahun 2018 lalu. Kali ini, kemajuan teknologi juga dikabarkan sukses mengungkap aksi penolakan kehadiran Bunda Neno Warisman yang rencananya melakukan deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau.

Jika pada pemilihan Gubernur Riau 2018, semua warga memfoto dan memvideokan hasil perolehan suara yang diumumkan di setiap TPS (tempat pemungutan suara) sehingga tidak memberi ruang bagi pihak-pihak yang ingin mengubah hasil pemilihan serta melakukan aksi yang sama pada kasus-kasus money politik, pada peristiwa penahanan deklarator #2019GantiPresiden, Neno Warisman, orang-orang menfoto bahkan memvideokan aksi tersebut serta mengunggahnya ke media sosial.

Dari catatan GoRiau.com dalam kasus penahanan ''emak-emak'' Neno Warisman yang merupakan hasil pantauan seluruh akun medsos, ada banyak foto dan video yang mengungkap jika penghadang yang mengatasnamakan rakyat Riau sebagai dasar pihak kepolisian menolak aksi, justru tidak sepenuhnya orang Riau. Kemajuan teknologi fotografi dan video ternyata lebih cepat mengungkap dibandingkan aparat.

Begitu pula munculnya video Neno Warisman saat akan dipulangkan. Jika sebelumnya dikabarkan pemulangan lewat proses negosiasi ternyata bertolak belakang dengan video-video yang beredar, dimana dalam video itu, ternyata Neno Warisman bukan diantar ke hotel tapi dibawa ke bandara dengan pengawalan ketat aparat bersenjata lengkap. Jika sudah begini, warga harus percaya sama siapa? Aparat atau video yang merupakan kemajuan teknologi?

Jika di zaman dulu, yang memiliki kamera dan video hanya jurnalis atau wartawan, sehingga aparat dengan mudah ''menahan'' barang bukti, namun saat ini seluruh warga sudah memiliki kamera dan video sendiri yang tertanam otomatis di gadget mereka. Dan akan merupakan tindakan sia-sia, jika ada pihak-pihak yang ingin menyita hasil rekaman video dan foto yang diambil ribuan bahkan jutaan penduduk.

Dalam aksi penolakan kedatangan Neno Warisman di Pekanbaru, paling tidak ada dua video yang mementahkan argumen pihak-pihak atas penolakan Neno Warisman.

Pertama video warga yang merekam adegan di lokasi penahanan Neno yaitu di pintu keluar bandara Sultan Syarif Kasim II. Pada video tersebut, masa yang menolak ternyata jumlahnya puluhan saja, artinya tidak merupakan representasi 6 juta rakyat Riau. Kemudian di video-video yang sudah tersebar luas di medsos itu juga terlhat wajah-wajah penolak yang berbeda dengan wajah orang Riau kebanyakan, dimana banyak dari penolak berambut keriting halus dan berkulit gelap.

Video ini viral di hampir semua medsos dan mendapat apresiasi penuh dari warganet sebagai video yang jujur dalam mengungkap fakta. Dimana dipastikan beberapa orang penolak, diyakini bukan orang Riau sebagai ditegaskan pihak berwajib bahwa banyak orang yang menolak deklarasi #2019GantiPresiden.

Video kedua yang menjadi fokus warganet adalah yang diunggah langsung oleh Neno Warisman dan juga tersebar di banyak akun medsos. Yakni video proses pemulangan Neno Warisman yang diduga dilakukan secara tipu daya, dimana awalnya Neno diminta pindah mobil karena mau diantar ke hotel, tapi ternyata diantar ke bandara. Dalam video ini, Neno mengatakan, dirinya dikawal aparat bersenjata lengkap dan diperlakukan kasar.

Selain dua video penting itu, masih banyak video-video yang tersebar di medsos, yang diyakini bukanlah rekayasa teknologi. Jadi sebenarnya kepada siapa masyarakat percaya? Teknologikah atau aparat? Tapi yang jelas, semua kemungkinan bisa saja terjadi. ***