PEKANBARU, GORIAU.COM - Lagi-lagi dampak kabut asap di Provinsi Riau, telah merugikan banyak pihak, tidak terkecuali para petani madu yang menggantungkan hidupnya pada hewan lebah, akibat bencana kabut asap, mereka mengalami gagal panen selama dua bulan terakhir.

Dari penuturan Communication Officer World Wildlife Fund (WWF) Riau Syamsidar, berpengaruhnya pendapatan petani madu dikarenakan matinya lebah akibat asap, gagal panen dialami petani sekitar pertengahan Agustus hingga Oktober 2015, khususnya petani madu dibawah binaan WWF yang ada di kawasan Tesonilo, Provinsi Riau.

"Dampak asap ini sangat dahsyat, produksi madu turun drastis, sehingga petani madu alami gagal panen," ungkap Syamsidar kepada GoRiau.com, Jum'at (16/10/2015).

Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang hidupnya berkelompok dan memakan tumbuhan serta bunga-bungaan. Sudah bukan rahasia lagi, lebah adalah hewan yang tidak bisa bertahan terhadap asap, kelemahan lebah inilah yang sering dimanfaatkan pencari lebah tradisional dengan cara melakukan pengasapan sebelum mengambil madu.

"Lebah termasuk hewan yang rentan terhadap asap, mereka selalu mencari makan diluar sarang, akibat kabut asap mereka (lebah -red) lebih memilih berdiam didalam sarang yang ada di batang-batang pohon, alhasil mereka tidak produktif," tutur perempuan yang suka di sapa Syamsi ini.

Lanjut Syamsidar, madu yang seharusnya bisa dipanen oleh petani, selama kabut asap ini malah jadi bahan makanan bagi sang lebah sendiri.

"Mereka rata-rata ngumpet didalam sarang, akibatnya madu-madu yang mereka hasilkan, kembali dimakan, dan secara otomatis petani tidak mendapatkan hasil," pungkasnya.(dnl)