KAMPAR KIRI HILIR, GORIAU.COM - Lahan milik Koperasi Usaha Tani, Desa Bangun Sari, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar, pagi ini, Senin (19/11/2012) dieksekusi oleh tim Juru Sita Pengadilan Negeri Bangkinang. Sebelumnya, lahan ini dikelola transmigran asal Jawa Barat, Jawa Timur dan trans lokal.

Ketua Koperasi Usaha Tani, Desa Bangun Sari, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Wahyono Dalhari saat ditemui di kediamannya, membenarkan bahwa lahan yang telah dikelolanya bersama dengan anggota, dieksekusi.

''Benar, pagi ini, tim PN Bangkinang akan mengeksekusi lahan milik koperasi Usaha Tani yang telah dikelola oleh anggota,'' ungkapnya dengan perasaan yang sedih.

Menurutnya, lahan itu pertama sekali dikelolanya bersama dengan para transmigrasi dari Pulau Jawa dan masyarakat setempat.

Pada tanggal 30 April 1994, silam dari pulau Jawa, ia dan 149 Kepala Kelurga (KK) yang terdiri dari Jawa Tenggah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Lalu ditambah dengan penduduk setempat sebanyak 151 KK dari desa Mentulik.

Ceritanya lahan itu dulu dikelola dengan bapak angkat PT Rimba Seraya Utama (RSU) tapi ditengah perjalanan mereka tidak sanggup mengelola lahan tersebut. Hal itu berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT RSU tanggal 05 Juni 2000 silam, memutuskan bahwa PT RSU tidak mampu untuk menjadi mitra kerja warga Trans Hutan Tanaman Industri (HTI) UPT-1 Sei Pagar untuk membangun kelapa sawit pada areal seluas sekitar 735 Hektar (Ha) bersih (Bruto) atau seluas sekitar 670 Ha (Netto) karena tidak tersediannya anggaran.

''Karena tidak mampu mengelola, lalu kami putuskan untuk mencari bapak angkat yang baru, dengan berdirilah koperasi Usaha Tani tahun 2006 dengan bapak angkat PT Air Jenih. Dan saya baru saja mendapat ketua, tiba-tiba saja digugat,'' katanya.

Sebelumnya, ia tidak menyangka bakal menerima surat dari PN Bangkinang, tentang eksekusi lahan koperasi yang dikelola dengan pola bapak angkat PT Air Jernih. ''Kami tidak akan tinggal diam, karena itu lahan kami kelola dari dulu, semula PT RSU tidak dapat mengelola, namun tiba-tiba dieksekusi. Tentu ini menjadi tanda tanya setelah kami mendapatkan pola bapak angkat PT Air Jernih,'' tegasnya. (rif)