JAKARTA - Pandemi virus corona telah menyebabkan Umat Muslim di hampir seluruh negara di dunia meniadakan Shalat Jumat dan shalat fardhu berjamaah di masjid. Masjid juga terkunci untuk pengajian dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Kondisi ini tentunya sangat menyayat hati Umat Islam.

Kepiluan karena terusir dari masjid, juga sangat dirasakan Syeikh Mahmud Hasanat, dai muda asal Palestina.

Dikutip dari sindonews.com, saat menyampaikan khutbah Jumat, dengan mata berkaca-kaca, Syeikh Mahmud mengajak jamaah bermuhasabah atas musibah yang menimpa umat Islam dan penduduk dunia saat ini.

Berikut pesan khutbah Syeikh Mahmud yang membuat para jamaah Shalat Jumat menangis mendengarkan khutbahnya pada 20 Maret 2020 lalu. Video khutbah beliau kini viral di berbagai media sosial. Berikut bunyinya:

''Apa dosa kita hingga terusir dari masjid? Sesuatu yang sangat menyedihkan hari ini adalah ketika masjid-masjid di negeri Arab dikosongkan. Apa yang pernah kita lakukan sehingga kita terusir dari masjid?

Kemarin kita sudah lihat pintu-pintu Majid Nabawi (Madinah) dikunci. Apa yang pernah kita lakukan sehingga kita terusir dari Masjid Nabawi? Apa yang pernah kita lakukan hingga kita terusir dari Masjidil Haram?

Katakan wahai sekalian manusia, apa yang pernah kita perbuat hingga kita terusir dari rumah Allah (Masjid). Mari lihat wajah kita di depan cermin meski hanya sebentar.

Bukankah kita pernah mengambil hak orang lian sebelum adanya virus Corona? Bukankan kita pernah beramai-ramai di bank riba sebelum adanya virus Corona? Hari ini kita menangis dan saling menangisi ketika masjid ditutup. Kita menangis dan saling menangisi ketika tumah-rumah Allah terkunci dari wajah-wajah kita.

Ini terkunci karena kita. Ini tidaklah terkunci kecuali karena kita. Sebelum adanya wabah ini, kita memiliki wabah kezaliman, wabah kebencian, wabah kecurangan, wabah dosa-dosa dan wabah kemaksiatan. Lihatlah mengapa, beginilah kita.

Wabah ini akan berakhir dan apakah kita akan kembali bermaksiat seperti dulu? Dan kita sama seperti sebuah syair: 'Kita meminta dengan sungguh agar perahu kita yang ada di tengah lautan diselamatkan. Tetapi, ketika sampai di pantai kita kembali bermaksiat kepada-Nya.'" ***