JAKARTA -- Ahli gizi menyarankan menghindari mengonsumsi junk food. Sebab, junk food bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk mengurangi volume dan melemahkan fungsi otak.

Dikutip dari Tempo.co, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor, Fransiska Zakaria, menjelaskan, junk food banyak mengandung karbohidrat, gula dan lemak, namun kurang kandungan zat gizi, vitamin, protein, serat dan mineral.

''Padahal tubuh juga membutuhkan berbagai zat gizi, vitamin, protein, serat dan mineral,'' kata Fransiska.

Dia menyarankan untuk mengonsumsi junk food maksimal 10 persen dari total asupan makanan dalam sehari.

Prof Cherbuin, ketua dari penelitian Neuro Maging and Brain Lab (NIMBL), dalam artikel berjudul How Fast Food Causes Irreversible Brain Decline menuliskan menemukan bukti kuat bahwa kebiasaan makanan yang tidak sehat dan kurangnya olahraga dalam jangka waktu yang panjang menyebabkan manusia terkena diabetes tipe 2 dan menurunkan fungsi otak seperti demensia dan mengecilkan ukuran otak.

Kadar gula dan lemak yang tinggi dari junk food dapat mempengaruhi apa yang terjadi dalam otak manusia.

Melalui tulisan 5 Cara Junk Food Mengubah Otakmu, ahli ilmu saraf dan nutrisi di School of Health and Biomedical Sciences, Reichelt, membagikan hasil penelitian apa yang terjadi di otak ketika makan junk food. 

1. Junk food menyebabkan ketagihan

Otak memiliki sistem penghargaan, ruang di mana proses untuk memulai atau menghentikan tindakan. Sistem ini juga mendorong kita untuk memutuskan makan makanan lezat atau tidak. Otak bisa kewalahan oleh junk food dan membuat kita makan lebih banyak.

Untuk mengendalikan godaan makanan ini, terdapat korteks prefontal yang berfungsi untuk mengatur apa yang diinginkan. Peneliti Australia menunjukkan bahwa junk food mengandung kadar gula dan lemak lebih banyak daripada makanan alami. Hal ini dapat merusak bagian hipokampus pada otak, dimana orang akan merasa lapar sepanjang waktu.

2. Junk food mengurangi kemampuan belajar

Hipokampus sebagai pusat memori otak tidak bekerja dengan baik saat memakan banyak junk food. Pada otak, terdapat koneksi antar unsur neuron yang terus berkembang sebagai respon terhadap lingkungan tempat kita tinggal. Proses ini dinamakan neuroplastisitas. Junk food berpotensi mengurangi neuroplastisitas yang membentuk ingatan baru dan mempelajari hal-hal baru dengan cepat.

3. Junk food mengurangi generasi neuron baru

Kelahiran neuron bar atau neurogeneris selalu terjadi sepanjang hidup di hipokampus. Neuron baru memiliki neuroplastisitas tinggi, yang berarti mereka mudah diaktifkan oleh peristiwa lingkungan dan berperan penting untuk membentuk ingatan baru.

Kekurangan neuron baru telah dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental termasuk depresi. Junk food dapat membuat kita merasa senang ketika kita sedih, sehingga apabila memakan junk food lebih banyak membuat kita semakin sedih.***