SELATPANJANG – Satu unit kapal motor tanpa nama yang sedang mengangkut kayu olahan hasil ilegal logging sebanyak lebih kurang 25 kubik ditangkap Satpolairud Polres Kepulauan Meranti, Riau.

Kayu hasil ilog jenis Meranti campuran tersebut akan diperjualbelikan ke Kecamatan Meral Kabupaten, Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul LTG, melalui Kasat AKP Yosi Marlius, Kamis (19/5/2022), membenarkan adanya penangkapan sebuah kapal bermuatan kayu olahan hasil ilog tersebut pada Senin (16/5/2022) malam.

Ia menjelaskan kronologis penangkapan dilakukan setelah memperoleh informasi dari masyarakat tentang adanya kegiatan pengangkutan kayu hasil hutan secara ilegal.

Selanjutnya, Kasat Polairud langsung memerintahkan personel yang dipimpin oleh Kanit Patroli Ipda Abdul Roni dan Kanit Gakkum, Ipda Andi Purba, untuk melakukan patroli di sekitar perairan Dorak.

Dari hasil pantauan di perairan tersebut sekitar pukul 21.30 WIB, tim mendeteksi adanya 1 unit kapal sarat muatan sedang berlayar dari sungai Lukun dengan haluan mengarah ke perairan Dorak. Kemudian tim melakukan pengejaran dan mencegat kapal itu sekitar pukul 22.00 WIB.

"Setelah berhasil dikejar, tim langsung memeriksanya. Ternyata kapal motor tanpa nama tersebut berlayar dengan muatan kayu sebanyak kurang lebih 25 kubik tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Kemudian, kapal bersama nakhoda serta ABK-nya kita giring menuju kantor Satpolairud guna dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," ungkap Yosi.

Adapun para pelaku masing-masingnya berinisial Bu (55), warga Desa Topang, Kecamatan Rangsang yang berperan sebagai pemilik kayu dan merangkap anak buah kapal (ABK). Kemudian MS (24), warga Desa Banglas, Kecamatan Tebingtinggi yang berperan sebagai nakhoda sekaligus pemilik kapal. Selanjutnya Kur (23), warga Desa Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat, berperan sebagai ABK.

Selain kapal motor bermuatan puluhan kubik kayu jenis Meranti campuran, personel Polairud juga mengamankan 1 unit handphone Vivo y12s, dan 2 handphone merek nokia beserta kartu nomor ponselnya.

"Para pelaku dipersangkakan Pasal 83 ayat (1) huruf b junto Pasal 12 huruf e, undang-undang nomor 18 Tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dengan ancaman pidana penjara 5 Tahun," sebut AKP Yosi.***