PANGKALANKERINCI, GORIAU.COM - Masyarakat yang bertempat tinggal di sejumlah desa di Kecamatan Teluk Meranti keluhkan hancurnya Jalan Lintas Bono. Kondisi tersebut berimbas pada naiknya ongkos mobil tambang menuju dan keluar daerah tersebut.

Menurut penuturan salah satu warga Desa Kuala Panduk, Kecamatan Teluk Meranti, Satriawan, Kamis (30/4/2015), setidaknya sepanjang 10 Km Jalan Lintas Bono mengalami kerusakan yang sangat parah.

"Mulai dari Simpang Teluk Keladi sampai ke Kelurahan Teluk Meranti sepanjang 10 Km kondisinya hancur lebur, hampir tak bisa dilalui dengan kendaraan," terang Satriawan.

Diungkapkan Satriawan, kondisi tersebut sangat menghambat aktifitas masyarakat setempat yang berimbas kepada terganggunya kegiatan ekonomi masyarakat.

"Sampai sekarang belum ada perbaikan. Buah sawit milik masyarakat Teluk Meranti yang akan dibawa keluar terpaksa harus diangkut dengan menggunakan pompong sampai ke Desa Kuala Panduk. Kondisi ini jelas menambah biaya operasional, akbibatnya petani merugi," ungkapnya.

Tak hanya itu, persoalan lain juga timbul akibat buruknya Jalan Lintas Bono. Ongkos angkutan umum atau mobil tambang dari dan menuju ke Kecamatan Teluk Meranti mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

"Ongkos mobil tambag naik, dari Pulau Muda menuju ke Pangkalan Kerinci yang biasanya Rp 150.000 sekarang menjadi Rp 200.000. Perjalanan itupun harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama, karena kondisi jalan yang hancur," tutup Satriawan.(***)